Menu

Baru Tiga Vaksin Covid-19 yang Disertifikasi WHO, Ternyata Sinovac Belum, Nasib Jamaah Haji Indonesia Bagaimana?

Siswandi 10 Apr 2021, 00:25
Vaksin Sinovac yang resmi digunakan di Indonesia ternyata belum masuk daftar sertifikasi WHO, sehingga berdampak terhadap nasib jamaah haji dan umrah asal Indonesia. Foto: int
Vaksin Sinovac yang resmi digunakan di Indonesia ternyata belum masuk daftar sertifikasi WHO, sehingga berdampak terhadap nasib jamaah haji dan umrah asal Indonesia. Foto: int

RIAU24.COM -  Hingga sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru melakukan sertifikasi terhadap tiga jenis vaksin, yakni Vaksin Pfizer, dua jenis vaksin AstraZeneca produksi Korea Selatan dan India, serta vaksin produksi Jhonson&Jhonson. Namun sayangnya, vaksin Sinovac yang resmi digunakan di Tanah Air, malah belum mendapatkan sertifikasi dari lembaga itu. 

Kondisi ini tentu saja berdampak terhadap jamaah asal Indonesia, yang ingin melaksanakan haji atau umrah ke Tanah Suci. Sebab, pemerintah Arab Saudi hanya memberikan syarat, calon jamaah haji atau umrah yang boleh masuk hanyalah mereka yang telah menerima vaksin yang telah mendapat sertifikasi dari WHO. Lalu, bagaimana halnya dengan nasib para jamaah asal Indonesia?

Untuk diketahui, perihal belum masuknya vaksin Sinovac dalam daftar sertifikasi WHO itu, diungkapkan langsung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Menyikapi kondisi itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily, meminta pemerintah RI meyakinkan Kerajaan Arab Saudi kalau vaksin Sinovac aman.

"Pemerintah Indonesia dalam hal ini otoritas Kementerian Kesehatan harus bisa meyakinkan kepada pihak Kerajaan Arab Saudi bahwa Sinovac itu juga sudah melalui proses sertifikasi dan kehalalan. Di sinilah pentingnya diplomasi yang intensif," ujarnya, Jumat 9 April 2021.

Dilansir dari detik, Ace kemudian menambahkan, seseorang yang sudah divaksinasi dengan Sinovac, tak mungkin disuntik lagi dengan vaksin merek berbeda. 

"Sayang jika kita sudah melakukan vaksinasi dengan menggunakan Sinovac tapi bagi umat Islam yang ingin umrah tidak berlaku di Arab Saudi. Kan tidak mungkin yangg sudah dilakukan vaksinasi Sinovac divaksin lagi dengan merek yang lain," ujar Ace.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPP Partai Golkar itu kembali mengingatkan pemerintah menguatkan upaya diplomasi dan komunikasi ke Saudi demi lancarnya umroh dan haji Indonesia.

Sementara itu, Menag Yaqut mengatakan, pemerintah tengah melakukan upaya agar jemaah umrah Indonesia yang sudah divaksin Sinovac bisa berangkat ke tanah Suci. 

"Kalau belum (masuk sertifikasi WHO, red) itu bukan berarti tidak, pasti ada proses yang sedang dilakukan agar Sinovac ini bisa teregister oleh WHO," ujar Yaqut di kompleks Gedung MPR/DPR. ***