Menu

Postingan Soal Palestina Dibatasi, Netizen Dunia Ngamuk, Rating Facebook di Google Play Store Langsung Nyungsep

Satria Utama 18 May 2021, 20:55
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM -  Platform media sosial (medsos) seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter serta aplikasi berbalas pesan WhatsApp dan Telegram membatasi penyebaran konten terkait konflik Israel dan Palestina. Konten-konten tersebut dianggap telah melanggar aturan.

Hal itu membuat warganet di seluruh penjuru dunia marah dan menganggap Facebook menghalangi kebebasan berpendapat, Alhasil mereka ramai-ramai melakukan kampanye untuk menyudutkan Facebook dengan memberikan rating bintang satu di toko aplikasi Google Play Store.

Sebelum mendapatkan gempuran dari warganet, rating Facebook di Play Store 4,2, kemudian turun menjadi 3,7. 

Hingga Selasa sore (18/5), rating Facebook berada di posisi bintang tiga, dengan total yang mengulas sebanyak 113.676.210 akun.

"Tidak bersikap netral dan meyembunyikan kebenaran. Membiarkan penjahat dunia melakukan pembunuhan dan penjajahan. Facebook tidak layak mendapatkan bintang 5 dan tidak patut untuk dunia," ujar akun bernama Iyep Jalaludin seperti dilansir RMOL.

"Facebook belakangan ini menjadi corong golongan tertentu dan tidak adil. Terbukti berita-berita mengenai Palestina langsung disaring ketat dan akun yang memberitakan auto blokir. Facebook membatasi kemerdekaan informasi dan kemerdekaan berpendapat," kata akun lainnya, Jan's SeeNew Lingga dengan 2.651 suka.

"Apakah karena salah satu pendirinya/pemiliknya atau negara asal aplikasi ini pro Israel atau dapat kucuran dana yg besar dari pengusaha-pengusaha pro Israel yang membuat postingan-postingan seputar Palestina itu dihapus bahkan sampai akunnya dihapus atau diblokir?" sindir akun Arief Wahyu Prasetyo yang mendapatkan 631 suka. 

Meski dianggap mengganggu kebebasan berpendapat, para platform medsos menganggap kebanyakan konten konflik Israel dan Palestina yang muncul mengandung unsur hoaks.

Salah satu contoh hoaks adalah dalah video pernyataan juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ofir Gendelman. Dalam video 28 detik, Ofir mengatakan Palestina meluncurkan serangan roket ke Israel dari daerah padat penduduk.

Namun, setelah ditelusuri lebih dalam, video tersebut bukan dari Gaza. Bahkan video tersebut merupakan video lama tahun 2018. Menurut keterangan pada versi lama video, tayangan tersebut menunjukkan militan menembakkan roket dari Suriah atau Libya.

Video itu hanyalah salah satu bagian dari informasi hoaks yang telah beredar di Twitter, TikTok, Facebook, WhatsApp dan aplikasi lainnya.***