Menu

Wacana Megawati-Prabowo Di Pilpres 2024: Bukan Isapan Jempol

Satria Utama 9 Jun 2021, 10:33
Foto : VOI
Foto : VOI

RIAU24.COM -  Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai wacana penyatuan kembali Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2024 masih realistis.

Pasalnya secara politik Megawati dan Prabowo memiliki modal yang sangat besar, bahkan diprediksi akan menang. Apalagi keduanya merupakan Ketua Umum partai-partai papan atas.

PDIP menduduki peringkat pertama dengan 128 kursi di DPR, dengan persentase 22,26 persen. Partai banteng adalah satu-satunya partai yang melampaui ambang batas presiden alias preshold 20 persen.

"Itu bukan pesan kosong, itu realistis. Indikasinya preshold 20 persen, tokoh populer tidak punya partai, dan sebagian besar partai dalam 10 tahun terakhir menjadi pengikut," kata Adi di Jakarta, Rabu, 9 Juni

Sedangkan Partai Gerindra di posisi kedua dengan 78 kursi di Senayan. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta menilai duet ini cukup membuat shock di Pilkada 2024 jika benar-benar terjadi.

“Jika PDIP-Gerindra bersatu, sangat mungkin PAN dan PKB akan tutup. Kalau Megawati mau, ini bisa jadi apa," ujarnya.

Pemilu 2024, kata Adi, seperti perang terbuka di mana semua peserta bisa tampil sebagai pemenang, karena tidak ada petahana. Namun, perang ini masih gelap gulita karena sejumlah nama populer sepertinya terkunci dalam persyaratan ambang batas pencalonan atau preshold.

“Kalau parpol tidak menyediakan tiket, tokoh-tokoh ini hanya akan menjadi penonton pesta demokrasi,” ujarnya.

Sebelumnya, politisi PDI-P Tjahjo Kumolo menanggapi pertanyaan kemungkinan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Tak mau berasumsi, dia meminta masyarakat menunggu informasi yang tepat terkait calon yang akan dibawa partai berlambang banteng itu.

"Tidak bisa berasumsi. Tunggu saja tanggal mainnya," kata Tjahjo di Kompleks DPR, Selasa, 8 Juni.