Menu

Ikuti 8 Olimpiade Demi Biayai Pengobatan Sang Anak yang Terkena Kanker, Atlet Cantik Berusia 46 Tahun Ini Akhirnya Memilih Pensiun

Devi 29 Jul 2021, 14:03
Foto : Liputan6
Foto : Liputan6

RIAU24.COM -  Perjalanan panjang atlet Oksana Chusovitina akhirnya berakhir. Usai Mengikuti Delapan Olimpiade, atlet asal Uzbekistan itu memutuskan pensiun di usia 46 tahun. Chusovitina meninggalkan dunia gimnastik usai gagal masuk final di nomor lompat putri cabang olahraga senam Olimpiade Tokyo 2020. Dia kalah bersaing dari Shallon Olsen dari Kanada.

Keikutsertaan Chusovitina di Olimpiade Tokyo 2020 sudah melampaui ekspektasi. Tidak ada yang mengira dia akan tetap merencanakan meskipun umurnya segera mencapai setengah abad. Chusovitina sebelumnya sudah berkali-kali mengumumkan pensiun, tapi nyatanya tetap terus mengembangkan.

zxc1
 
"Saya pikir seharusnya saya pensiun di Tokyo. pertimbangan saya tidak akan berubah pikiran," ujarnya, dilansir situs resmi Olimpiade Tokyo.

Lahir di Bukhara, kota terbesar kelima di Uzbekistan, pada 19 Juni 1975, Chusovitina pertama kali tampil di Olimpiade Barcelona 1992 bersama Tim Gabungan (kumpulan negara eks Uni Soviet) dan merebut medali emas tim putri.

Dia kemudian berpartisipasi di Atlanta 1996, Sydney 2000, dan Athena 2004.

Tragis, pada tahun 2002, putra Chusovitina yang bernama Alisher mengetahui leukimia. Untuk mendapat bantuan perawatan, Chusovitina dan keluarga memilih tinggal di Jerman.

Dia terus berlatih dan paspor Jerman pada tahun 2006. Dia pun harus mulai membeli untuk Jerman, termasuk di Beijing 2008 dan London 2012.

Chusovitina menunjukkan rasa terima kasih untuk negara yang mengadopsinya dengan latihan medali perak di London dari nomor kuda lompat.

zxc2

Chusovitina mengumumkan pensiun setelah ajang di London.  Namun, dia berubah pikiran sehari kemudian. Chusovitina berambisi meraih medali bagi negara kelahirannya. Sayang dia gagal memenuhi ambisi. Meski begitu, Chusovitina masih bisa berkontribusi meski level Asian Games. Dia mencatat catatan dua emas, empat perak, dan tiga perunggu.

Dia juga memenangkan 11 medali dunia, dua medali Piala Dunia Senam, empat medali Asia, dan empat medali Eropa. Tidak heran jika dia mendapat standing ovation selepas menerima di Tokyo.