Menu

Joe Biden Disalahkan Ibu Marinir AS yang Tewas saat Serangan Bom di Kabul: Anda Baru Saja Membunuh Putra Saya

Rizka 30 Aug 2021, 14:32
Joe Biden [Instagram/@joebiden]
Joe Biden [Instagram/@joebiden]

RIAU24.COM -  Seorang ibu dari prajurit marinir Amerika Serikat (AS) yang tewas dalam serangan teroris di bandara Kabul, Afghanistan pada hari Kamis lalu menyalahkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.

Dalam program radio yang dipandu Andrew Wilkow pada hari Jumat lalu, Kathy McCollum, ibu dari Kopral Marinir AS, Rylee McCollum, menganggap Joe Biden sebagai presiden yang membunuh anaknya.

"Jadi putra saya ini telah pergi, dan saya hanya ingin anda semua Demokrat yang curang dalam pemilihan atau anda yang memilihnya (Biden) secara sah mendengar bahwa anda baru saja membunuh putra saya dengan omong kosong yang sarat demensia, yang bahkan tidak tahu bahwa dirinya kini ada di Gedung Putih. Ia masih berpikir dirinya masih seorang senator, bukan Presiden," papar Kathy.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (29/8), Kathy menegaskan bahwa putranya yang berusia 20 tahun itu merupakan seorang pengantin baru dan sedang bersiap-siap untuk pulang bersama istrinya untuk menyaksikan kelahiran anak mereka pada September mendatang.

Namun, putranya tersebut malah bergegas pergi dengan pasukan yang diutus pemerintahan Biden ke Kabul untuk membantu proses evakuasi warga Amerika hingga warga lokal yang selama ini membantu AS dan sekutu dalam menyelesaikan misi di Afghanistan.

Putranya, kata dia, berupaya mengevakuasi warga saat Taliban menguasai negara itu bahkan sebelum AS dapat menyelesaikan penarikan pasukannya yang akan berakhir pada 31 Agustus mendatang.

Kathy bukan satu-satunya orang tua dari prajurit AS peraih Bintang Emas yang telah berbicara kritis mengenai penarikan pasukan AS yang kacau dari Afghanistan.

Steve Nikoui, ayah dari almarhum Marine Lance Cpl. Kareem Nikoui, mengatakan kepada Presenter Fox News Tucker Carlson bahwa tragedi Kamis lalu sebenarnya dapat dicegah jika Pentagon melakukan evakuasi melalui Pangkalan Udara Bagram, dibandingkan meninggalkan instalasi besar-besaran itu pada Juli lalu.

Ledakan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul tersebut membuat lebih dari 170 orang tewas. Ledakan terjadi di antara ribuan orang yang mengantre untuk dievakuasi dari Afghanistan setelah Taliban menguasai negara itu. Jaringan teroris ISIS-K mengaku bertanggung jawab.