Menu

Bahas Isu-Isu Strategis, Pemkab Siak Taja Forum Diskusi Tentang Otonomi Daerah

Lina 14 Oct 2021, 21:09
Saat forum diskusi
Saat forum diskusi

"Sesuai dengan visi RPJMD terwujudnya Kabupaten Siak yang amanah, sejahtera, dan lestari di dalam lingkungan masyarakat yang agamis dan berbudaya melayu, dalam mewujudkan Kabupaten Siak yang amanah ini, sudah kita tuangkan pada misi, yakni terwujudnya tata kelola pemerintahan berlandaskan E - Goverment, kemudian juga tujuan - tujuan kesejahteraan masyarakat. Tentu ini sudah terangkum dalam berbagai langkah langkah program yang kita lakukan sekarang dan 5 tahun yang akan datang" ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan Suhajar Diantoro menyampaikan, mengutip pendapat Lee Kwan Yew yang menggugat demokrasi dan otonomi mengatakan bahwa "Singapura bukan demokrasi, kami membatasi kebebasan dan kami mencapai kemakmuran. Bahwa negara yang membatasi kebebasan memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara demokrasi".

"Lee Kwan Yew menganggap China dan Singapura lebih maju dari Indonesia karena Indonesia negara demokrasi, kita harus selalu waspada bahwa sesungguhnya teori - teori ini bergerak terus. Saya ingin menyampaikan bahwa kita di daerah yang sekarang mengemban amanah otonomi harus bekerja dengan baik dan benar. Jangan sampai nanti orang berkesimpulan otonomi itu tidak bisa mencapai tujuannya seperti yang di gugat Lee hypotesis tadi" ucapnya.

Ini, ujar dia, merupakan salah satu isu strategis yang hari ini menyebutkan bahwa demokratisasi dan otonomi daerah bukan satu - satunya cara untuk mencapai kesejahteraan rakyat, dan sejumlah negara mengkoreksinya.

Menjawab keraguan atas demokrasi tersebut, lanjut Suhajar, mengambil pendapat Amartya Sen yang mengatakan bahwa, apa yang disampaikan Lee Kwan Yew itu mungkin benar untuk Singapura. Kemajuan China dan Singapura tidak serta merta disimplifikasikan sebagai bukti bahwa otoritarianlisme lebih baik baik dari demokrasi.

"Dulu kita pernah melalui masa-masa dimana pemerintah yang otoritarian, orde baru tidak membuka keran demokrasi. Maka timbullah kerusuhan karena aspirasi rakyat tidak terbendung. Tanpa kita sadari otoritarian pada puncaknya akan membunuh dirinya sendiri karena itu pilihan kita adalah demokratisasi dan otonomi," pungkasnya.(Lin)

Halaman: 12Lihat Semua