Menu

Australia, Prancis, Turki Dukung Presidensi G20 Indonesia

M. Iqbal 31 Oct 2021, 23:18
Foto : Tempo
Foto : Tempo

RIAU24.COM -  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Australia, Prancis, dan Turki sangat mendukung kepresidenan Indonesia di G20 2022. 

Airlangga saat ini mendampingi Presiden Joko Widodo pada KTT G20 di Roma, Italia dan telah mencapai kesepakatan dengan beberapa negara dalam pertemuan bilateral dengan delegasi Indonesia.

zxc1

Pertama, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison. Kedua negara sepakat bahwa isu ekonomi digital harus dibahas pada Presidensi G20 Indonesia tahun depan.

Pembahasan ini diperlukan khususnya agar kebijakan dan regulasi di sektor tersebut tidak berbeda dengan sektor konvensional khususnya dalam hal platform digital. “Harapannya bullying di media sosial diatur oleh platform secara bertanggung jawab dan berimbang,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu, 31 Oktober 2021.

Selain itu, diadakan diskusi tentang energi dan perubahan iklim. Diskusi juga menyentuh isu ketersediaan dan keterjangkauan teknologi dalam rangka percepatan pembentukan sistem energi hijau di Indonesia.

zxc2

Kedua, dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas kerja sama di bidang alutsista (alutsista) yang diproduksi bersama oleh kedua negara, meliputi keterlibatan, ketersediaan, dan kandungan lokal. Prancis juga mendukung Indonesia dalam Kepresidenan G20 2022.

Airlangga mengatakan, Presiden Prancis yang saat ini juga menjabat sebagai Presiden Uni Eropa (UE) telah diminta Jokowi untuk mempercepat pembahasan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA).

Kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Eropa dan sebaliknya. "Sehingga 'cake share' Indonesia di Eropa bisa meningkat. Diharapkan juga dengan adanya G20 Indonesia Presidentcy kita memiliki bargaining power yang tinggi, sehingga diharapkan ada manfaat untuk menyelesaikannya," kata Airlangga.

Ketiga, dalam pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, juga dibahas kerjasama CEPA Indonesia-Turki, khususnya mengenai minyak sawit mentah Indonesia (CPO).

Airlangga mengatakan pasar CPO Indonesia awalnya besar di Turki, namun kini nilainya menurun karena negara tetangga Indonesia juga memiliki CEPA. "Jadi untuk mengembalikannya, tentu kita perlu mempercepat ini. Presiden sudah menugaskan Mendag untuk menangani CEPA (dengan Turki)," ujarnya.

Terakhir, mengenai UMKM, Airlangga menjelaskan bahwa ini merupakan prioritas bagi Indonesia, seperti yang diungkapkan saat Presiden Jokowi memberikan sambutan di acara sampingan KTT G20 yang membahas tentang UMKM dan bisnis milik perempuan.

“Beberapa program inklusif telah dilakukan, baik berupa Program Mekaar, UMi, KUR, maupun onboarding UMKM ke sektor digital yang melibatkan 65 juta UMKM, dan sebagian besar (pengusaha) adalah perempuan. Misalnya, ( Ratu Belanda) Ratu Maxima mencontohkan kegiatan inklusif di Indonesia, salah satunya digitalisasi ojek online, serta Perdana Menteri Italia Mario Draghi yang juga mengapresiasi berbagai program yang disampaikan Presiden,” ujarnya.