Menu

Ratusan Petani Yang Tergabung FKTSPT Ambil Alih Lahan Sebelumnya Dikelola PT MAS

Dahari 28 Nov 2021, 13:35
Ratusan Petani yang tergabung FKTSPT saat mendatangi PT Meskom Agro Sarimas
Ratusan Petani yang tergabung FKTSPT saat mendatangi PT Meskom Agro Sarimas

RIAU24.COM -BENGKALIS - Ratusan petani yang tergabung di forum kelompok tani sawit pulau terubuk (FKTSPT) mendatangi areal PT Meskom Agro Sarimas, kedatangan ratusan petani tersebut setelah mereka keluar dari Koperasi Meskom Sejati, Sabtu 27 November 2021 kemarin.

Diperkirakan ada sekitar 200 san petani, dengan membawa spanduk sekaligus meminta kepada para pekerja di PT MAS untuk menghentikan segala aktifitasnya disana.

Upaya penghentian para pekerja PT. MAS ini, karena sekitar 2000 hektare kebun sudah diambil alih pemilik. Lataran setelah kecewa soal bagi hasil yang tidak jelas ketika menjadi anggota Koperasi Meskom Sejati (KMS) sekaligus mendatangi ke Kantor plasma III di blok 12 - 29 di kawasan PT. MAS.

Aksi ratusan para petani sawit di depan kantor Kantor Plasma III sambil meneriaki bahwa mereka datang atas kesadaran sendiri-sendiri.

"Kami tidak ada koordinator, sponsor atau provokator,"ujar ratusan petani saat didepan kantor plasma III PT MAS.

Izan perwakilan petani sawit Bantan Tua mengatakan, bahwa mereka datang membawa segudang kekecewaan terhadap Koperasi Meskom Sejati dan PT. Meskom Agro Sarimas (MAS) soal kecurangan tentang bagi hasil dan sudah dilaporkan ke Polda Riau.

"Kami mendatangi PT MAS lantaran kami kecewa. Dan kami kelompok tani langsung mengambil alih lahan kami. Karena sudah sebelas bulan kami tak mendapatkan uang bagi hasil. Dan kami melihat sendiri, hasil kebun banyak dan terus saja dipanen, tapi kami hanya diberi janji-janji manis saja, bagi hasil tidak jelas,"kesal Izan kepada wartawan, Minggu 28 November 2021.

Sementara dari perwakilan petani sawit desa Teluk Latak, Alif Hartanto, dari desa Jangkang Toiman serta dari Desa Wonosari Ruslan dan desa Pedekik Aris, mengatakan bawa pihaknya sudah melayangkan surat sekaligus mediasi, mulai dari minta penjelasan dan minta dokumen yang menjadi hak para petani. Tapi sangat disayangkan tidak satupun pihak koperasi meskom sejati PT MAS memberikan tanggapannya.

"Dengarkan, kami ini pemilik lahan, mitra perusahaan, bukan buruh, bukan mengemis. Kami ini meminta hak-hak kami. Koperasi seharusnya mengurus dan membela kami, malah mengabaikan dan ikut menyesatkan,"ujar Alif Hartanto.

Menurut Alif, dengan aksi tersebut, maka bisa terlepas dari hutang-hutang pihak Koperasi yang sebelumnya dibebankan ke anggota koperasi tanpa persetujuan anggota. 

"Dan setelah surat pengunduran diri kami sebagai keanggotaan Koperasi meskom sejati yanh dimasukan pada Jum'at (26/11/21) kemarin, maka kebun seluas 2000 hektar milik kelompok petani mulai kaki kelola sendiri, tanpa ada lagi sangkut paut terhadap pihak PT. MAS maupun koperasi,"tegasnya.

Saat aksi, tidak ada satupun perwakilan pihak Koperasi maupun PT. MAS yang menyambut para petani yang semula menjadi mitranya.