Menu

Di Indonesia, Wayang Kulit LGBTQ Memiliki Pesan Toleransi

Devi 29 Nov 2021, 16:06
Foto : AsiaOne
Foto : AsiaOne

Wayang atau wayang kulit Indonesia adalah tradisi Jawa yang berasal dari abad ke-11, ketika pertama kali direkam pada prasasti. Biasanya didasarkan pada eksploitasi pahlawan Weda seperti Pandawa, pertunjukan wayang klasik bertujuan untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan moral kepada penontonnya.

Wayang secara luar biasa selamat dari transisi dari era Hindu-Budha ke era Islam pada abad ke-15 karena penggunaannya oleh para misionaris Islam untuk menyebarkan agama baru.

Diakui oleh Unesco pada tahun 2003 sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, bagaimanapun, wayang adalah bentuk seni yang cepat memudar di kalangan anak muda negara itu.

Samidjan, ayah tiga anak dan kakek dua anak, mencoba membalikkan keadaan dengan menjadikan wayang lebih relevan dengan zaman modern dengan menggunakan isu-isu terkini dalam lakon-lakonnya. Dia menegaskan bahwa sejauh ini dia belum menyaksikan kemarahan penonton atas karakter wayang transgendernya setiap kali dia menampilkannya.

"Mungkin karena dialog yang saya tulis untuk karakter-karakternya penuh dengan humor, yang membuat penonton tertawa," katanya. "Meski pesannya toleransi, tapi tidak disampaikan dengan nada khotbah. Wayang bagaimanapun juga dimaksudkan untuk menghibur."

Samidjan mengatakan bahwa ketika membuat dua karakter trans wayang, dia dan putranya berkonsultasi dengan komunitas LGBTQ setempat dan mencontoh mereka pada orang-orang yang sebenarnya dengan izin mereka. Dia ingin mendapatkan rincian yang benar.

Halaman: 234Lihat Semua