Menu

Penambangan Ilegal dan Pelanggaran Terkait Tanah Adat Meningkat Drastis di Brasil

Devi 12 Apr 2022, 13:50
Masyarakat Adat Munduruku membawa spanduk dengan teks tertulis dalam bahasa Portugis bertuliskan 'Mining Kills', selama pawai untuk demarkasi tanah Adat pada 6 April di Brasilia [Eraldo Peres/AP Photo]
Masyarakat Adat Munduruku membawa spanduk dengan teks tertulis dalam bahasa Portugis bertuliskan 'Mining Kills', selama pawai untuk demarkasi tanah Adat pada 6 April di Brasilia [Eraldo Peres/AP Photo]

Laporan itu muncul ketika Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro mendorong undang-undang untuk melegalkan pertambangan di tanah Pribumi , yang memicu protes dari kelompok Pribumi dan pencinta lingkungan.

Yanomami, salah satu kelompok Pribumi paling ikonik di Amazon, mengaitkan serangkaian pelanggaran yang mengerikan. Mereka termasuk penambang yang memberikan alkohol dan obat-obatan kepada Yanomami, kemudian melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Yanomami mengatakan para penambang sering menuntut seks dengan imbalan makanan. Seorang penambang dilaporkan menuntut "pernikahan" yang diatur dengan seorang gadis remaja dengan imbalan "barang dagangan" yang tidak pernah dia berikan.

“Perempuan adat melihat para penambang sebagai ancaman yang mengerikan,” kata HAY, mengutuk “iklim teror dan ketakutan permanen”.

Reservasi Yanomami mencakup 9,7 juta hektar (24 juta hektar) di Brasil utara, dengan sekitar 29.000 penduduk, termasuk Yanomami, Ye'kwana dan enam kelompok terpencil yang hampir tidak memiliki kontak dengan dunia luar.

Otoritas lingkungan dan masyarakat adat Brasil tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita AFP mengenai laporan tersebut.

Halaman: 12Lihat Semua