Menu

Korea Selatan Rayakan Parade Pride LGBT Pertamanya dalam Tiga Tahun Terakhir

Amastya 19 Jul 2022, 13:34
Parade Pride LGBT yang dirayakan di Korea Selatan untuk pertamakalinya dalam tiga tahun terakhir /reuters
Parade Pride LGBT yang dirayakan di Korea Selatan untuk pertamakalinya dalam tiga tahun terakhir /reuters

RIAU24.COM - Ibu kota Korea Selatan, Seoul, merayakan parade pride pertamanya dalam tiga tahun terakhir dengan ribuan warga mengambil bagian dalam festival LGBT di pusat kota.

Media pemerintah Korea Selatan, Yonhap melaporkan bahwa sekitar 13.000 orang diperkirakan telah berpartisipasi dalam acara tersebut yang bertajuk Festival Budaya Queer Seoul.

Menunjukkan dukungannya kepada masyarakat, Philip Goldberg, duta besar AS untuk Korea Selatan juga menghadiri festival tersebut.

Dia mengatakan kepada orang banyak, "Untuk mengungkapkan komitmen kuat Amerika Serikat untuk mengakhiri diskriminasi di mana pun itu terjadi dan memastikan bahwa setiap orang diperlakukan dengan hormat dan kemanusiaan, kami tidak dapat meninggalkan anda semua."

Dia juga menambahkan bahwa Amerika Serikat akan berjuang dengan komunitas LGBT tersebut untuk kesetaraan dan hak asasi manusia.

Duta Besar Inggris, Colin Crooks juga menyampaikan pidatonya yang disampaikan dalam bahasa Korea.

“Diskriminasi berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender tidak memiliki tempat di abad ke-21,” katanya.

“Pengalaman Inggris menunjukkan bahwa cara terbaik untuk menjamin hak (bagi minoritas seksual) adalah melalui pembentukan sistem perlindungan hukum,” tambahnya.

Disisi lain, menurut kantor berita Yonhap, unjuk rasa protes menentang parade pride LGBT terjadi yang diadakan oleh kelompok-kelompok Kristen dan konservatif dan memiliki sedikitnya 15.000 peserta.

Menyoroti ketegangan seputar hak-hak minoritas seksual di negara yang sangat konservatif, polisi bersiaga saat para pengunjuk rasa yang didukung gereja berunjuk rasa di jalan-jalan terdekat.

Kim Man-seok, seorang pejabat di Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ribuan petugas polisi dari hampir 60 unit dikerahkan untuk mengawasi para demonstran dari kedua belah pihak.

Secara global anggota komunitas LGBTQIA+ masih mendapat stigmatisasi yang keras dan sering terpapar ujaran kebencian dan kejahatan, sementara pandangan tentang minoritas seksual di Korea Selatan berangsur-angsur membaik dalam beberapa tahun terakhir.

(***)