Menu

Kenapa Seseorang Bisa Sampai Mencoba Bunuh Diri? Berikut Penjelasan Ahli

Zuratul 27 Jul 2022, 13:41
Ilustrasi/detik.com
Ilustrasi/detik.com

RIAU24.COM - Fenomena bunuh diri telah lama menjadi polemik di Indonesia. Tetapi, sangat disayangkan kasus ini sering dipandang sebelah mata.

Setiap aksi bunuh diri adalah kasus yang unik, dan tidak ada kepastian apa yang menjadi alasan utama di baliknya, bahkan para ahli sekalipun.

Fenomena bunuh diri pada umumnya merupakan tindakan yang dilakukan atas dasar luapan emosi dengan membuat keputusan yang hanya dibuat beberapa menit atau jam sebelumnya.

Dikutip dari hellosehat, lebih dari 90 persen orang bunuh diri memiliki gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau diagnosis lainnya.

Penyakit kronis, penyalahgunaan zat, trauma kekerasan, faktor sosial ekonomi, hingga putus cinta pun umum menjadi pendorong keinginan untuk bunuh diri.

“Untuk alasann yang tidak kita pahami sepenuhnya, beberala orang mengalami keputusasaan dan rasa sakit yang begitu dalam seingga mereka percaya bahwa mereka lebih baik mati saja,” kara Dr. John Campo, kepala Psikiatri dan Kesehatan Perilaku di The Ohio State University Waxner Medical Center.

Mengapa keinginan untuk bunuh diri susah untuk diketahui orang lain?

Seseorang yang memiliki kesahatan mental, seperti depresi dapat memicu datangnya perasaan marah, keputusasaan, nelangsa, atau kepanikan yang intens, hal ini bisa menyebabkan seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Namun, banyak juga yang tidak memiliki alasan yang konkret. Mereka terlihat tampak bahagia, sukses, dan memiliki hidup sempurna. Tetapi tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri hidupnya tanpa alasan yang diketahui oleh orang terdekatnya.

Banyak dari mereka yang memilih tidak menceritakan masalah hidup mereka, terutama pria. Rasa ketidakinginan untuk dihakimi atas perbuatan nekatnya atau rencananya digagalkannya.

“Orang-orang yang berniat bunuh diri tahu bahwa mereka harus menyimpan dan mematuhi rencana mereka sendiri jika mereka akan melakukan tindakan tersebut,” kata Dr. Michael Miller, asisten profesor psikiatri di Harvard Mediacal School.

Inilah yang menyebabkan sulit bagi orang sekitar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Karena sangat pandai menyimpan luka mereka.

Tanda-tanda seseorang yang ingin mencoba bunuh diri

Menurut Yayasan Amerika untuk Pencegahan Bunuh Diri (ASFP), sekitar 50 hingga 75 persen orang yang mencoba bunuh diri pernah menguttarakan pikiran, perasaan dan rencana bunuh diri dahulu sebelum melakukannya.

Keyakinan masyarakat awam bahwa aksi bunuh diri adalah hal yang tabu untuk dibicarakan dan merupakan sikap tak menghormati norma agama menjadi menyebab yang paling umum.

“Mereka ingin hidup, tapi mereka ingin mati,” kata Campo, dikutip dari hellosehat. “Orang-orang itu dalam kebingungan. Mereka sedang kesakitan,” lanjutnya.

Berikut adalah beberapa perilaku yang dapat membuat teman dan keluarga mengetahui bahwa ia berisiko tinggi untuk bunuh diri, diadaptasi dari HelpGuide.org:

  • Berbicara tentang bunuh diri: Pernyataan seperti “Saya lebih baik mati”, “Keluarga akan hidup lebih baik jika tanpa saya di dunia”, atau “Kalau suatu saat kita bertemu lagi nanti…,”
  • Mencari cara bunuh diri: Mencoba mendapatkan akses senjata, pil tidur, tali tambang, pisau, atau benda lain yang bisa digunakan untuk usaha bunuh diri.
  • Tidak ada harapan untuk masa depan: Perasaan tidak berdaya, putus asa, dan terjebak, atau percaya bahwa segala sesuatu di hidupnya tidak akan pernah membaik.
  • Membenci diri sendiri: Perasaan tidak berharga, bersalah, malu, dan membenci diri sendiri; pernyataan seperti “Saya berharap saya tak pernah dilahirkan ke dunia ini”, atau “Saya benci diri saya sendiri,”
  • Memberikan “warisan”: Memberikan barang berharga miliknya, menghabiskan waktu khusus di hari-hari terakhirnya untuk anggota keluarga, atau memberikan nasehat-nasehat pada orang sekitar
  • Mengucapkan selamat tinggal: Kunjungan atau panggilan telepon ke keluarga dan teman yang tampak tidak biasa atau tak terduga; Mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang seolah mereka tidak akan bertemu lagi.

Orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda ini sering mengutarakan penderitaan mereka, berharap mendapat tanggapan.

Setiap dari tingkah laku dan gelagat yang mereka tunjukkan adalah informasi yang sangat berguna yang tidak boleh diabaikan.