Menu

15 Orang Tewas di Jalur Gaza, Israel Lakukan Operasi Bombardir Palestina Sepekan Kedepan

Zuratul 7 Aug 2022, 09:50
Potret Lokasi Jalur Gaza yang Bombardir Israel/twitter
Potret Lokasi Jalur Gaza yang Bombardir Israel/twitter

RIAU24.COM Israel memperingatkan bahwa serangan udara mereka untuk melawan gempuran milisi Palestina di Jalur Gaza bakal bertahan hingga satu pekan. Perang ini pun disebut-sebut yang paling parah sejak tahun lalu.

"[Pasukan] bersiap untuk operasi bertahan hingga sepekan," ujar seorang juru bicara militer Israel kepada AFP, Sabtu (6/8).

Jubir itu kemudian mengatakan bahwa hingga saat ini, belum ada perundingan damai antara Israel dan Hamas. 

Meski demikian, profesor ilmu politik Universitas Al-Azhar di Jalur Gaza, Jamal al-Fadi, menganggap perang ini akan berakhir "dalam hitungan hari."

"Jihad Islam menanggapi [serangan] dengan sangat terbatas demi mencegah penjajah [Israel] memperkuat serangan udaranya," ujar Fadi dikutip CNN. 

Saling gempur ini bermula pada Jumat (5/8), ketika Israel melancarkan serangan udara sebagai upaya pencegahan. Menurut mereka, kelompok Jihad Islam tengah menyusun rencana untuk menyerang Israel.

Setidaknya 15 orang tewas akibat serangan Israel tersebut, salah satunya anak perempuan berusia lima tahun. Sementara itu, 55 warga Palestina lainnya juga terluka.

Tak tinggal diam, Jihad Islam lantas membalas dengan menembakkan lebih dari 100 roket ke arah Israel. Namun, tak ada korban dalam serangan ini.

Gerakan Jihad Islam sendiri beraliansi dengan Hamas, tapi kadang bertindak sendiri. Hingga kini, belum jelas Hamas terlibat langsung dalam saling serang kali ini atau tidak.

Sejak mengambil alih kuasa Jalur Gaza pada 2007 silam, Hamas sudah empat kali bertempur melawan Israel, termasuk saling tembak pada Mei lalu.

Seorang analis senior di badan think tank Crisis Group, Mairav Zonszein, memprediksi saat ini Hamas kemungkinan tak akan ikut campur karena mereka sudah meraih bantuan ekonomi yang cukup untuk Jalur Gaza.

Kendati demikian, ia tetap mengingatkan agar semua pihak berhati-hati karena jika Hamas sampai turun tangan, perang akan kian berkobar.

"Jika banyak warga sipil tewas, mereka akan merasa harus merespons," katanya.

(***)