Menu

Timeline: Begini kronologi tragedi Kanjuruhan, insiden sepakbola paling mematikan di Indonesia

Devi 3 Oct 2022, 10:12
Timeline: Begini kronologi tragedi Kanjuruhan, insiden sepakbola paling mematikan di Indonesia
Timeline: Begini kronologi tragedi Kanjuruhan, insiden sepakbola paling mematikan di Indonesia

RIAU24.COM - Kekerasan, kekacauan, dan desak-desakan yang mematikan meletus setelah pertandingan sepak bola liga domestik pada Sabtu malam menandai salah satu bencana olahraga terburuk dalam sejarah. Kericuhan pecah setelah Persebaya Surabaya mengalahkan rivalnya Arema Malang pada pertandingan Sabtu malam di kota Malang provinsi Jawa Timur.

Sedikitnya 125 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut dan lebih dari 100 orang terluka.

 Jumlah korban tewas telah direvisi turun menjadi 125 dari 174.

Berikut adalah garis waktu bagaimana peristiwa berlangsung:

Pra-pertandingan

  • Menurut pejabat polisi, sekitar 42.000 penonton hadir, menjadikannya acara yang terjual habis.
  • Seluruh suporter merupakan pendukung Arema Malang, karena pihak penyelenggara telah melarang suporter Persebaya Surabaya untuk menghindari kemungkinan terjadi tawuran antar suporter.
  • Pertandingan dimulai pukul 8 malam (13:00 GMT).

Kematian Sepakbola <a href=Indonesia" src="https://www.aljazeera.com/wp-content/uploads/2022/10/AP22275025782109.jpg?w=770&resize=770%2C513" />

Pasca Pertandingan

  • Pertandingan berakhir sekitar pukul 22:45 (15:45 GMT).
  • Usai peluit akhir, penonton berhamburan ke lapangan.
  • Fans melempar botol dan benda lain ke pemain dan ofisial sepak bola, dan kerusuhan menyebar di luar stadion.
  • Sedikitnya lima mobil polisi digulingkan dan dibakar dan banyak lagi yang rusak.
  • Polisi anti huru hara menanggapi dengan gas air mata, yang dilarang di stadion oleh FIFA, badan sepak bola dunia.

Kematian Sepakbola <a href=Indonesia" src="https://www.aljazeera.com/wp-content/uploads/2022/10/AP22275025974987.jpg?w=770&resize=770%2C513" />

  • Ratusan penonton bergegas ke gerbang keluar untuk menghindari gas air mata, mengakibatkan terinjak-injak yang membuat 34 orang terinjak-injak atau mati lemas hampir seketika, dengan lebih banyak kematian menyusul karena cedera.
  • Presiden Indonesia Joko Widodo menyatakan penyesalan terdalamnya dan memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas kasus tersebut.
  • Dia juga memerintahkan penangguhan liga sepak bola utama sampai evaluasi ulang tentang langkah-langkah keamanan pertandingan dilakukan dan keamanan yang lebih ketat diberlakukan. Widodo mengatakan dia berharap “tragedi ini akan menjadi tragedi terakhir sepakbola di Indonesia”.
  • Asosiasi sepak bola Indonesia juga melarang Arema menjadi tuan rumah pertandingan untuk sisa musim ini.
  • Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan dunia sepak bola "dalam keadaan terguncang".
  • Kelompok hak asasi Amnesty International mendesak Indonesia untuk menyelidiki penggunaan gas air mata di stadion dan memastikan bahwa mereka yang ditemukan melanggar diadili di pengadilan terbuka. ***