Menu

Tragedi Kanjurhan: Pintu 13 Stadion Disebut Bak Kuburan Massal, PSSI Buka Suara 

Zuratul 5 Oct 2022, 10:43
Potret Bentrok Aremania dengan Pihak Kepolisian (Foto: KompasTv)
Potret Bentrok Aremania dengan Pihak Kepolisian (Foto: KompasTv)

Dengan makin banyaknya suporter yang turun ke lapangan, polisi pun mengambil tindakan. Polisi menghalau suporter untuk kembali ke tribun, hingga akhirnya ada yang memukul dan menjatuhkan suporter. Aksi tersebut membuat penonton di tribun memaki- maki polisi.

Tak lama, polisi akhirnya menembakan gas air mata ke lapangan pertandingan, kemudian ke tribun penonton. Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing mengungkapkan bahwa tribun pertama yang ditembak gas air mata adalah di sisi selatan.

Asap gas air mata dengan cepat menyebar dan membuat penonton mencoba keluar stadion. Namun karena pintu Stadion Kanjuruhan hanya memiliki lebar sekitar satu meter, terjadilah desak-desakan dan dorong-dorongan hingga situasi tak terkendali.

Dalam kondisi ricuh tersebut, petugas bagian security officer masih belum membuka beberapa pintu stadion sehingga diduga banyak korban tumbang. Di antaranya di pintu 11, 12, dan 13.

"Pintu itu kan kejadian di tribune selatan. Pintu 11, 12, 13. Harusnya itu bisa dibuka, tapi begitu terjadi kericuhan, itu pintu kan isinya ribuan orang. Terjadi keributan," bebernya. "Itu kan lantai tinggi, ruang geraknya sedikit, saling merebut, masuk ke pintu keluar, masuk-masuk. Ini datang terus dari tribune, yang pintu gak kebuka. Ada asap. Itu kemungkinan terjadinya," ungkap Erwin. 

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan ada kelalaian dari pihak security officer Arema FC hingga pintu tribun tak dibuka. Padahal pintu seharusnya sudah dibuka 10 menit menjelang pertandingan berakhir sesuai regulasi PSSI.

Halaman: 123Lihat Semua