Menu

Wakil Walikota Bukittinggi Dukung Kaderisasi Penulis Sejarah Tokoh-tokoh Minang, Sebut Masih Banyak Pahlawan yang Masih Terpinggirkan

Zuratul 25 Oct 2022, 09:26
Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi Datuak Basa Balimo (kiri) dan Pendiri Rumah Sejarah Indonesia Hadi Nur Ramadhan. (Foto: Republika)
Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi Datuak Basa Balimo (kiri) dan Pendiri Rumah Sejarah Indonesia Hadi Nur Ramadhan. (Foto: Republika)

RIAU24.COM Wakil Walikota Bukittinggi, Marfendi Datuak Basa Balimo menyampaikan bahwa perlunya untuk melakukan kaderisasi pada penulis muda untuk menuliskan sejarah para tokoh-tokoh Minangkabau, Pada Senin (24/10).

Hal tersebut disampaikan oleh Buya Marfendi (Sapaan Akrabnya) saat mengunjungi Ruma Sejarah Indonesia di Cilodong, Kota Depok dan bertemu dengan sejumlah penulis. 

“Sejarah tokoh-tokoh Minang masih banyak terpinggirkan. Akhirnya, banyak generasi muda saat ini tidak mengetahui,” ucap Marfendi mengutip Republika. 

Marfendi mengatakan Tanah Minang merupakan sumber lahirnya banyak ulama, cendekiawan dan intelektual Muslim yang jasanya dirasakan oleh bangsa dan negara.

Mereka antara lain Diplomat ulung Haji Agus Salim, proklamator Republik Indonesia Bung Hatta, Perdana Menteri Mohammad Natsir hingga ulama legendaris Buya Hamka.

“Para pendiri bangsa ini banyak yang berasal dari Tanah Minangkabau,” ujar Buya Marfendi.

Marfendi mengatakan penulisan sejarah mengenai tokoh-tokoh Sumatera Barat ini sangat penting karena mereka memiliki peran mendirikan NKRI.

“Jadi sebelum pohon patah, kita harus menanamkan kembali,” kata dia menganalogikan.

Pemkot Bukittinggi, terang Buya Marfendi, sangat menekankan pentingnya data sejarah dan arsip mengenai para tokoh Minang.

"Kami sudah membangun lokasi baru untuk menempatkan arsip-arsip sejarah di Kota Bukittinggi," terang Buya Marfendi. "Kami ingin warga Bukittinggi bisa menikmati perpustakaan dan arsip secara nyaman," ujarnya.

Siap Lakukan Kaderisasi Penulis 

Pendiri Rumah Sejarah Indonesia Hadi Nur Ramadhan mengaku siap melahirkan para penulis untuk mengangkat tokoh-tokoh Minang dalam dunia literasi.

“Rumah Sejarah Indonesia memiliki koleksi tulisan Bung Hatta, Natsir, Hamka, Agus Salim, Sjahrir dan lain-lain. Termasuk buku-buku para pendiri bangsa lainnya. Total buku mencapai sekitar 9.300,” ucap Hadi.

Dalam waktu dekat, ujar Hadi, Rumah Sejarah Indonesia berencana menggelar Sekolah Politik Minangkabau yang mengkaji jejak juang tokoh-tokoh asal Minang dalam pentas sejarah Indonesia.

“Kita ingin mengenalkan para pendiri bangsa kepada generasi milenial,” tandas Hadi.

(***)