Menu

Penuh Filosofi Mendalam, Pura Mangkunegaran Sebagai Lokasi Resepsi Kaesang Pangarep dan Erina Gudono 

Zuratul 8 Dec 2022, 13:25
Pura Mangkunegaran yang Menjadi Lokasi Resepsi Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (BCBC Indonesia/Foto)
Pura Mangkunegaran yang Menjadi Lokasi Resepsi Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (BCBC Indonesia/Foto)

RIAU24.COM - Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono tinggal menghitung hari. Keduanya sendiri diketahui akan melangsungkan akad nikah pada 10 Desember 2022 mendatang.

Sementara itu, acara resepsi akan dilaksanakan pada 11 Desember di Pura Mangkunegaran atau dikenal dengan Puro Mangkunegaran. 

Lokasi ini dipilih Kaesang Pangarep dan Erina Gudono karena memiliki makna dan filosofinya tersendiri dalam segi bangunan.

Dalam unggahan terbaru Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo ini menuliskan filosofi dan makna Pura Mangkunegaran. Rupanya, dalam setiap warna dan unsur bangunan dalam lokasi ini memiliki makna tersebut.

Dalam caption Kaesang Pangarep menjelaskan, warna kuning dan hijau yang mendominasi tempat ini merupakan warna pari anom. Warna ini menjadi ciri khas keluarga Mangkunegaran.

“Warna kuning dan hijau mendominasi pendopo adalah warna pari anom yang merupakan warna khas keluarga Mangkunegaran,” tulis Kaesang Pangarep dalam caption unggahannya, Rabu (7/12/2022).

Sementara itu, pada bagian atas Kaesang Pangarep menuliskan, terdapat Batik Kumudowati (kumudawati) yang terbentang luas. 

Mengutip dari situs resmi Pura Mangkunegaran, istilah kumudawati berasal dari dua kata, kumuda yang berarti teratai putih, dan wati yang berarti dunia, jagad; rahsa, nur, cahaya, atau sinar.

Sementar itu, arti kumudawati juga tergambar dalam wujud ornamennya. Kumuda sebagai teratai dipercaya menjadi lambang kesucian, dan keterkaitan dengan awal keberadaan para dewa.

Jumlah kelopak kumuda yang berjumlah delapan berkaitan dengan dewa-dewa penguasa penjuru mata angin. Untuk warna putih teratai muncul sebagai latar belakang warna ornamen kumudawati. 

Ini juga berarti kumudawati memiliki makna sebagai dunia para dewa, atau cara pendekatan diri melalui rasa kepada Tuhan, ataupun cahaya Ketuhanan yang menyingkap dalam sebuah ornamen.

Oleh karena itu, ornamen kumudawati ini dapat berarti ajaran menjalani hidup manusia Jawa harus mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini agar manusia selalu mendapatkan cahaya Tuhan dan selalu dalam keadaan suci.

Tidak hanya itu, ornamen kumudawati juga menjadi cara Mangkunegara VII menegaskan, meskipun beliau mengenyam pendidikan dan hidup dalam kebudayaan Barat, ia selalu menjunjung tinggi budaya Jawa.

Selain ornamen tersebut, dalam Pura Mangkunegaran ini juga terdapat delapan kotak dengan warna dan arti yang berbeda, mulai dari kuning, biru, hitam, hijau, putih, orange, merah, dan ungu.

“Kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, orange mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat,” jelas Kaesang Pangarep.

(***)