Menu

Hartono Bersaudara Tak Lagi Dapat Gelar Orang Terkaya di Indonesia, Intip Sosok Terbaru

Amastya 26 Dec 2022, 10:40
Hartano bersaudara tak lagi sandang gelar orang terkaya di Indonesia /tagar.id
Hartano bersaudara tak lagi sandang gelar orang terkaya di Indonesia /tagar.id

RIAU24.COM - Nama Budi Hartono dan Michael Hartono telah bertahun-tahun menempati urutan pertama dari daftar orang terkaya di Indonesia. Namun, kini posisi mereka berdua akhirnya tergeser.

Saat ini, predikat orang terkaya Indonesia dipegang oleh pengusaha Low Tuck Kwong.

Dikutip dari data Real Time Forbes Billionaires List, kekayaan Low Tuck Kwong per hari Minggu (25/12/2022) kemarin mencapai US$ 25,2 miliar atau sekitar Rp 393,12 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per dollar AS).

Nilai kekayaan Low Tuck itu mengungguli Budi Hartono dan Michael Hartono.

Berdasarkan data Forbes, saat ini kekayaan Budi Hartono sebesar US$ 22,1 miliar atau setara Rp 344,76 triliun dan Michael Hartono sebesar US$ 21,3 miliar atau setara Rp 332,28 triliun.

Asal usul pundi-pundi kekayaan Low Tuck

Pundi-pundi kekayaan Low Tuck memang meningkat pesat sejak awal tahun ini. Pada awal 2022, kekayaan pria berusia 74 tahun itu sebesar US$ 3,7 miliar atau setara Rp 57,72 triliun.

Lonjakan kekayaan pria yang dikenal dengan julukan raja batu bara itu selaras dengan kenaikan harga saham perusahaannya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Sampai dengan Jumat (23/12/2022) kemarin, harga saham emiten batu bara itu telah meroket sekitar 608,97% secara year to date ke posisi Rp 18.575 per saham.

Selain tersengat sentimen kenaikan harga batu bara, lonjakan harga saham BYAN disebabkan oleh aksi stock split yang dilakukan perusahaan pada awal Desember lalu.

Semenjak perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10, harga saham BYAN terus menanjak. Adapun saat ini, Low Tuck menjadi pemegang saham mayoritas BYAN.

Data RTI menunjukan, Low Tuck menggengam 2,03 miliar atau setara 60,93% saham BYAN.

Di luar bisnis batu bara, Low Tuck Kwong juga menjadi pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy. Sebelumnya, perusahaan itu dikenal sebagai Manhattan Resources.

Low Tuck diketahui juga mendukung SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

(***)