Menu

Perang Ukraina: Tentara Rusia Meluncurkan Operasi Ofensif di Zaporizhzhia

Amastya 22 Jan 2023, 18:15
Rusia klaim telah meluncurkan operasi ofensif di Zaporizhzhia, Ukraina /AFP
Rusia klaim telah meluncurkan operasi ofensif di Zaporizhzhia, Ukraina /AFP

RIAU24.COM - Tentara Rusia pada Sabtu (21/1/2023) mengatakan bahwa pasukannya melancarkan serangan di wilayah Zaporizhzhia Ukraina.

Sebelumnya dalam konflik, Rusia telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah tersebut, di mana pertempuran terhenti selama berminggu-minggu, tetapi dilaporkan meningkat baru-baru ini.

Pasukan Rusia dalam laporan hariannya mengatakan bahwa mereka memimpin ‘operasi ofensif’ di wilayah tersebut dan mengklaim telah mengambil garis dan posisi yang lebih menguntungkan.

Seperti dilansir situs berita Inggris, kepala pertahanan Inggris mengatakan bahwa pasukan Rusia dan Ukraina sedang berkumpul di Oblast Zaporizhzhia.

Ketika Rusia merebut pembangkit nuklir Zaporizhzhia, kekhawatiran muncul atas potensi bencana nuklir karena penembakan dan tembakan artileri terjadi di dekatnya.

Kementerian Pertahanan Inggris dalam catatan pembaruan terbarunya mengatakan bahwa kedua belah pihak telah mengerahkan kekuatan signifikan di Oblast Zaporizhzhia.

Ia menambahkan bahwa pasukan telah melakukan pertukaran artileri dan pertempuran kecil, tetapi telah menghindari upaya ofensif skala besar.

"Secara keseluruhan, konflik dalam keadaan menemui jalan buntu. Namun, ada kemungkinan realistis kemajuan lokal Rusia di sekitar Bakhmut," tambah pembaruan pertahanan itu.

Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka mengadakan latihan untuk memukul mundur serangan udara di wilayah Moskow.

Seperti dikutip kantor berita AFP, kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Di wilayah Moskow, sesi pelatihan diadakan dengan personel brigade rudal anti-pesawat dari Distrik Militer Barat tentang memukul mundur serangan udara terhadap fasilitas industri dan administrasi militer yang penting."

Rusia juga mengatakan bahwa sistem rudal anti-pesawat S-300 terlibat dalam pelatihan saat pertempuran disimulasikan.

Pernyataan itu mengatakan, "Saat mereka berbaris, tentara memukul mundur serangan oleh kelompok sabotase musuh tiruan pada konvoi militer. Di bawah penutup layar asap, konvoi pertahanan udara mampu keluar dari serangan dan terus memenuhi tugasnya."

(***)