Menu

Kejam! Pimpinan KKB Egianus Kogoya Bunuh Anak 8 Tahun Kepala Kampung di Kuyugawe Papua 

Zuratul 6 Mar 2023, 11:48
Potret Polisi yang Melaporkan ke Media Tindakan Biadab Pimpinan KKB Egianus Kogoya Bunuh Anak 8 Tahun Kepala Kampung di Kuyugawe Papua. (tvOne/Foto)
Potret Polisi yang Melaporkan ke Media Tindakan Biadab Pimpinan KKB Egianus Kogoya Bunuh Anak 8 Tahun Kepala Kampung di Kuyugawe Papua. (tvOne/Foto)

RIAU24.COM - Polisi mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya telah membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom, Distrik Kuyugawe, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Belum ada tanggapan dari pihak KKB terkait pernyataan polisi ini. 

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadani mengatakan peristiwa pembunuhan terjadi pada pekan lalu saat pihaknya tengah menelusuri keberadaan Egianus.

Faizal menyebut pembunuhan tersebut dipicu lantaran Kepala Kampung Pimbinom yang berinisial ST menolak memberikan bantuan bahan makanan kepada kelompok Egianus.

"Kepala kampung berinisial ST tidak bersedia membantu kelompok Egianus Kagoya yang datang ke kampungnya untuk meminta bahan makanan dan akhirnya anak yang berusia 6-8 tahun dengan inisial MT dibunuh oleh Egianus Kagoya sendiri," kata Faizal dalam keterangan tertulis, Minggu (5/3).

Faizal mengklaim pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi mata yang melihat aksi pembunuhan tersebut. Dari keterangan para saksi, kelompok Egianus itu juga terlihat membawa tiga senapan Laras panjang.

"Ada saksi yang kita ambil keterangannya walaupun ada beberapa kendala yakni bahasa, kita coba jembatani bahwa yang melakukan kelompok Egianus Kagoya dan yang menembak adalah EG," ujarnya.

Di sisi lain, Faizal pihaknya juga telah melakukan perluasan lokasi pencarian terhadap Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang masih disandera oleh kelompok Egianus.

"Memang saat ini usaha kita sudah perluas pencarian di dua kabupaten yakni Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya," ujarnya.

Faizal menegaskan tidak ada batas waktu untuk melakukan pencarian dan penyelamatan warga negara Selandia Baru itu. Ia mengaku mengutamakan pendekatan lunak lewat negosiasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat.

"Kita masih berusaha maksimal. Kami terus bertekad untuk berusaha mendapatkan, menemukan dan menyelamatkan pilot Philip Mark," katanya.

(***)