Menu

Mahfud MD Sebut ada Transaksi Mencurigakan Senilai Rp300 T di Kemenkeu Libatkan 460 Orang 

Zuratul 9 Mar 2023, 11:40
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menemui wartawan di UGM. (Kompas.com/Foto)
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menemui wartawan di UGM. (Kompas.com/Foto)

RIAU24.COM - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan transaksi mencurigkan senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terjadi sejak 2009. 

Ia mengatakan saat itu sudah dilaporkan tapi tidak ada kemajuan. 

"Itu tahun 2009 sampai 2023, ada 160 laporan lebih. Taruhlah 168 sejak itu. Itu tidak ada kemajuan informasi. Sesudah diakumulasikan semua melibatkan 460 orang lebih ke kementerian itu yang akumulasi terhdap transaksi yang mencurigakan itu bergerak di sekitar Ro 300 triliun," ucap Mahfud MD dalam pernyataan, Kamis (9/3). 

Mahfud mengatakan, sejak 2009 tidak ada kelanjutan informasi terhadap laporan transaksi mencurigakan tersebut. Mahfud lalu menyinggung kasus Rafael Alun Trisambodo yang baru terungkap buntut kasus penganiayaan putranya, Mario Dandy terhadap David. 

"Tapi sejak 2009, karena laporan tidak di-update, tidak diberi informasi respons. Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus, kayak yang Rafael. Rafael itu jadi kasus, lalu dibuka, lho ini sudah dilaporkan dulu kok didiemin, baru sekarang bisa. Dulu Angin Prayitno, sama, ndak ada yang tahu sampai ratusan miliar, diungkap KPK baru dibuka," paparnya.

Mahfud mengapresiasi langkah Menkeu Sri Mulyani, yang kini tengah bersih-bersih di tubuh Kemenkeu. Mahfud mengatakan tumpukan transaksi mencurigakan di Kemenkeu karena saat itu Sri Mulyani belum menjadi menteri.

"Menumpuk sebanyak itu karena bukan Sri Mulyani, itu sudah ganti menteri empat kali kalau dari 2009 nggak bergerak, dan Keirjenan baru memberi laporan kalau dipanggil kali, sehingga, 'Pak, Bu, itu hanya kecil-kecil, ndak ada masalah. Ternyata, kalau mau dianggap ada masalah, sekarang ada masalah," terangnya.

"Saya kira kita harus membantu Bu Sri Mulyani sedang menyelesaikan itu dan kita tak bisa menyembunyikan apa pun kepada masyarakat sekarang ini, tidak tahu dari saya, tahu dari orang. 'Pak, kok ada data baru Rp 500 M, si Rafael, lalu yang satunya, Pak, ada yang 3.000. Sudah tahu semua, kita tak boleh berbohong," lanjut Mahfud.

(***)