Menu

Hikmah Puasa Hari Ke 28, Meminta Pertolongan Allah Melalui Sabar dan Shalat

Khairul Amri 19 Apr 2023, 04:47
Dr. Supardi, SH., MH., Als. Rd Mahmud Sirnadirasa ( Kajati Riau).
Dr. Supardi, SH., MH., Als. Rd Mahmud Sirnadirasa ( Kajati Riau).

 مَا أَََصَابَكََ مََِنَْ حَََسَنَ ةَ فَََمِنََ اََللَِّٰ وََََۖمَا أَََصَابَكََ مََِنَْ سَََي ئَ ةَ فَََمِنَْ نَََفْسِكََ وََََۚأَرْسَلْنَاكََ لَََِلن اسَِ رَََ سولًَََََۚ

وَكَفَىَٰ بَِاللَِّٰ شََهِيدًا ۞َ

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”. (QS. An-Nisã [4]: 79) Allah SWT menggunakan terminologi “Mushîbah” terhadap segala hal yang menimpa dan memunculkan rasa dalam diri manusia. 

Ketika manusia berada pada kesenangan dan kelapangan, itu berarti ia berada pada mushîbah hasanah. Lalu ketika ia berada pada kesempitan, kesulitan, penderitaan, kesedihan, dan kemalangan, maka itu berarti ia berada pada mushîbah sayyi’ah. 

Dalam hal mushîbah hasanah, barangkali banyak dari kita yang sering justru malah lupa diri bahwa keadaan itu adalah nikmat dan anugerah Allah SWT. Namun kebanyakan dari kita justru hanya menganggap bahwa mushîbah sayyi’ah adalah dari Allah SWT. 

Hal itu menyebabkan kita menjadi tidak memasuki suatu area dimana kita memohon ampun atas kesalahan dan dosa, serta tidak bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. Temukanlah dahulu sebuah ruang dimana ketika mushîbah sayyi’ah itu terjadi dan kita merasakan penderitaan, maka kita mesti memulai dulu dengan beristighfar (mohon ampunan), baru setelah itu masuk ke dalam sikap sabar dan shalat.

Halaman: 123Lihat Semua