Menu

Lebih dari 210 Jenazah Migran Ditemukan di Pantai Tunisia

Amastya 30 Apr 2023, 12:36
Migrasi ke Eropa terus meningkat dan Tunisia menjadi titik sentral /AFP
Migrasi ke Eropa terus meningkat dan Tunisia menjadi titik sentral /AFP

RIAU24.COM - Sekitar 210 jenazah migran telah ditemukan oleh Penjaga Pantai Tunisia dalam waktu kurang dari dua minggu.

Mayat-mayat itu terdampar di garis pantai tengah negara itu, dengan pihak berwenang mengatakan mereka adalah migran dari Afrika sub-Sahara dan telah berusaha memasuki Eropa.

Menurut Faouzi Masmoudi, seorang jaksa yang mengawasi masalah migrasi, 70 mayat ditemukan dari Sfax timur, pulau tetangga Kerkennah dan Mahdia. Ketiga wilayah tersebut merupakan titik awal dari sebagian besar upaya migrasi ke pantai Italia.

Kemunculan mayat yang tiba-tiba membuat kemampuan rumah sakit kewalahan. Kamar mayat Rumah Sakit Habib Bourguiba di Sfax hanya dapat menangani 30 hingga 40 jenazah sekaligus.

Untuk mengurangi tekanan, pihak berwenang setempat segera menguburkan para korban setelah melakukan tes DNA dan kemungkinan identifikasi oleh kerabat.

Tunisia menjadi hotspot migrasi

Beberapa bulan terakhir telah terlihat gelombang besar migran yang menggunakan Tunisia sebagai titik keberangkatan utama untuk memasuki Eropa. Sebelumnya sebagian besar migran yang berusaha meninggalkan zona konflik Afrika dan Timur Tengah mengambil rute Libya untuk memasuki benua itu.

Khususnya, pantai Tunisia terletak hanya 150 kilometer (90 mil) dari pulau Lampedusa Italia yang menjadikannya pilihan yang menguntungkan bagi para migran untuk mengambil risiko tambahan.

Lebih dari 14.000 migran telah dicegat atau diselamatkan dalam tiga bulan pertama tahun ini oleh lembaga penegak hukum Tunisia, mencoba memasuki Eropa. Jumlah tersebut lima kali lipat dari angka yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

“Patroli penjaga pantai mencegah 501 upaya klandestin untuk melintasi perbatasan laut dan menyelamatkan 14.406 [pengungsi] termasuk 13.138 dari negara-negara Afrika sub-Sahara,” menginformasikan pemerintah.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, migrasi ke Eropa mencapai puncaknya pada tahun 2022 dengan 189.620 orang melakukan perjalanan menuju benua tersebut. Itu yang terbesar sejak lebih dari satu juta warga Suriah meninggalkan tanah air mereka pada tahun 2015.

Presiden Tunisia Kais Saied pada bulan Februari memerintahkan para pejabat untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengatasi migrasi ilegal, mengklaim bahwa komplotan kriminal sedang dilakukan untuk mengubah demografi Tunisia.

Menteri Luar Negeri Nabil Ammar telah memohon kepada masyarakat internasional bahwa negaranya membutuhkan lebih banyak dana dan peralatan untuk melindungi perbatasan dengan lebih baik.

(***)