Menu

Begini Kondisi Terkini Wanita 64 Tahun usai Cacing 8 Cm Bersarang di Otaknya

Devi 1 Sep 2023, 20:33
Begini Kondisi Terkini Wanita 64 Tahun usai Cacing 8 Cm Bersarang di Otaknya
Begini Kondisi Terkini Wanita 64 Tahun usai Cacing 8 Cm Bersarang di Otaknya

RIAU24.COM - Seekor cacing berukuran 8 cm ditemukan hidup dalam otak seorang wanita lansia di Australia. Ini menjadi kasus pertama di dunia yang diterbitkan dalam Journal Emerging Infectious Diseases milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Menurut laporan jurnal tersebut, pasien perempuan berusia 64 tahun itu sudah berbulan-bulan mengalami gejala sakit perut, batuk, dan berkeringat di malam hari. Awalnya dokter menyimpulkan wanita tersebut mungkin mengidap pneumonia atau infeksi paru.

Namun gejalanya semakin memburuk meski sudah diberi obat, bahkan ia mengalami lupa ingatan dan depresi. Wanita itu kemudian dirawat di rumah sakit pada akhir Januari 2021, dan hasil pemindaian kemudian mengungkap adanya luka di dalam lobus frontal bagian kanan otak.

Saat menjalani biopsi pada Juni 2022, dokter menemukan cacing parasit merah atau disebut ophidascaris robertsi bersarang di otaknya. DIduga cacing tersebut sudah berada di sana selama berbulan-bulan.

Jenis cacing itu biasanya ditemukan pada ular piton karpet. Meskipun pasien tidak pernah melakukan kontak langsung dengan ular, dokter menduga larva cacing tersebut keluar melalui kotoran ular dan kemudian dikonsumsi oleh wanita tersebut melalui sayuran, tangan, atau peralatan dapur yang terkontaminasi.

Pasien tersebut akhirnya diberi obat untuk membunuh larva lain yang mungkin hidup di organ tubuhnya. Enam bulan setelah menjalani perawatan, kondisi wanita tersebut kini telah pulih dengan baik. Gejala neuropsikiatri yang dialaminya telah membaik, namun masih tetap ada.

"Invasi otak oleh larva Ophidascaris belum pernah dilaporkan sebelumnya," tulis Dr Hossain, pakar parasitologi asal Australia yang terlibat dalam jurnal tersebut.

"Pertumbuhan larva tahap ketiga pada manusia sangatlah penting, mengingat penelitian eksperimental sebelumnya belum menunjukkan perkembangan larva pada hewan peliharaan, seperti domba, anjing, dan kucing," lanjutnya lagi. ***