Menu

29 Tewas di Somalia dan 300.000 Mengungsi Pasca Banjir Terburuk dalam Beberapa Dekade Melanda Afrika Timur

Amastya 9 Nov 2023, 13:01
Foto udara menunjukkan rumah-rumah terendam air banjir di Kenya utara setelah hujan lebat. Gambar menunjukkan jalan-jalan banjir setelah hujan lebat di Mogadishu, Somalia 8 November 2023 (kiri) /Reuters
Foto udara menunjukkan rumah-rumah terendam air banjir di Kenya utara setelah hujan lebat. Gambar menunjukkan jalan-jalan banjir setelah hujan lebat di Mogadishu, Somalia 8 November 2023 (kiri) /Reuters

Setidaknya 2.400 orang telah terputus di kota Luuq, di mana Sungai Jubba meluap, kata PBB. Sementara itu, badan kemanusiaan PBB OCHA, pada hari Rabu mengatakan upaya penyelamatan ditunda karena jalan telah terputus.

"Jalan yang tidak dapat diakses dan kendaraan yang macet hanyalah beberapa tantangan yang dihadapi pekerja bantuan di Somalia," kata badan PBB itu dalam sebuah posting di X, menambahkan bahwa mereka berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan 2.400 orang yang terperangkap oleh naiknya air banjir di Luuq, di jalan yang menghubungkan perbatasan Somalia-Ethiopia dengan Baidoa.

"Luuq dikelilingi oleh sungai dan banjir mengancam kami. Orang-orang terus melarikan diri ke luar kota. Beberapa masih terjebak. Toko-toko kami telah hanyut," kata Ahmed Nur, seorang pedagang di Luuq, seperti dikutip Reuters.

Situasi di negara-negara tetangga

Sejak awal bulan ini, setidaknya 15 orang tewas setelah banjir bandang di Kenya, sementara lebih dari 20 orang tewas dan lebih dari 12.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di wilayah Somalia Ethiopia.

Banjir di Kenya juga telah merendam jembatan di Uganda, memotong jalan yang menghubungkan Kampala ke ladang minyak di barat laut,” kata Palang Merah Kenya dan otoritas jalan Uganda.

Sambungan berita: Efek El Nino
Halaman: 123Lihat Semua