Menu

Memilih Mundur dari BUMN, Pria Asal Pekanbaru Ini Nekad Jual Kunyit Hitam

Devi 15 Nov 2023, 12:47
Memilih Mundur dari BUMN, Pria Asal Pekanbaru Ini Nekad Jual Kunyit Hitam
Memilih Mundur dari BUMN, Pria Asal Pekanbaru Ini Nekad Jual Kunyit Hitam

RIAU24.COM -  Petani milenial di Pekanbaru, Muhammad Fauzal (25), nekat resign dari tempatnya bekerja di perusahaan BUMN. Aksi nekat itu dilakukan setelah melihat peluang bisnis dari budidaya kunyit hitam. Fauzal mengaku tertarik budidaya kunyit hitam saat masih berstatus karyawan di salah satu perusahaan pelat merah itu. Dia awalnya berdiskusi peluang bisnis kunyit hitam yang diimpor dari Thailand.

"Saya main kunyit hitam sudah sejak 2018 dan saat itu masih kerja di BUMN. Dahulu awalnya iseng-iseng, kuliah saya juga tidak selesai karena kerja dan fokus bertani ini," ujar Fauzal saat berbincang santai dengan detiksumut, Minggu (5/6/2022).

Sebelum mantab budidaya kunyit hitam, dia pernah merintis budidaya ciplukan. Namun bisnisnya gagal karena saat itu tidak fokus perawatan karena masih berstatus sebagai karyawan.

Jatuh bangun bagi Fauzal adalah hal biasa. Fauzal kembali bangkit dan fokus budidaya kunyit hitam yang sudah dimulainya sejak 2018 silam.

"Saya awal mulanya main ciplukan, ada kebutuhan ekspor ke Kamboja saya lihat di media ini ada peluang. Tapi karena tidak fokus saya gagal, saya coba lagi dari mentor saya untuk fokus mulai coba kunyit hitam," katanya.

Setahun mempelajari kunyit hitam, Fauzal melihat peluang karena minimnya pasokan dan tingginya permintaan pasar. Peluang itupun ditangkap, budidaya kunyit hitam mulai dilakukan dengan lahan terbatas.

"2019 saya resign, saya buka usaha lain juga karena tidak terlalu melirik si kunyit hitam. Ya setelah resign saya baru mulai fokus mempelajari dan melihat peluang kunyit hitam. Ternyata ada peluangnya," kata Fauzal.

Sejak saat itu, Fauzal mulai bididaya kunyit hitam dan menjual dalam bentuk bibit siap tanam. Untuk bibit dijual antara Rp 150-500 ribu per polybag.

Melihat perkembangan bibit bagus, Fauzal bersama .ulai berpikir agar tak bergantung pada impor kunyit hitam dari Thailand dan Vietnam. Ia pun memutuskan membangun green house di lahan seluas 800 meter² di Jalan Nurul Islam Pematangkapau, Kulim, Pekanbaru.

"Selama ini saya impor dari Thailand dan Vietnam. Saya kembangin untuk varietas lokal karena kalau ini terus impor mahal, coba budidaya dan buat green house dan lancar sampai sekarang," katanya.

Dari budidaya kunyit hitam, petani milenial tersebut kini mendapat omset ratusan juta pertriwulan. Pendapatannya sebulan bisa 5 atau 6 kali lipat dari gaji karyawan BUMN.

"Omzet bersih sekarang rata-rata Rp 20-30 juta perbulan, pernah sampai Rp 50-60 juta juga," kata Fauzal. ***