Menu

800 Ribu Warga Gaza Terancam Tewas Imbas Kelaparan-Kehausan

Devi 15 Jan 2024, 11:56
800 Ribu Warga Gaza Terancam Tewas Imbas Kelaparan-Kehausan
800 Ribu Warga Gaza Terancam Tewas Imbas Kelaparan-Kehausan

RIAU24.COM -  Kantor media Gaza pada Sabtu (13/1) mengungkapkan bahwa sekitar 800 ribu warga di wilayah Gaza dan wilayah utara Palestina, terancam tewas karena kelaparan dan kehausan di tengah serangan brutal Israel.
Sebuah pernyataan menjelaskan dua wilayah itu membutuhkan 1.300 truk makanan setiap hari untuk mengatasi krisis kelaparan, yakni 600 truk untuk wilayah utara dan 700 truk untuk kota Gaza.

"Israel mempercepat laju kelaparan yang sesungguhnya dan membunuh 14 warga Gaza yang mencoba mendapatkan makanan," kata laporan pernyataan tersebut tanpa memberikan rincian mengenai kematian tersebut, dikutip dari Anadolu, Senin (15/1).

Kantor Media Gaza memperingatkan upaya yang disengaja oleh tentara untuk menyebabkan kelaparan nyata di kota Gaza dan bagian utara wilayah kantong tersebut. Hal ini juga menyoroti tindakan militer Israel yang terus-menerus mencegah datangnya bantuan ke Gaza.

 
"Bantuan, perbekalan, makanan, dan air terus dicegah masuk wilayah-wilayah tersebut. Militer Israel juga menembaki truk-truk yang berusaha mencapai wilayah tersebut, menargetkan jaringan pipa dan sumur air minum, serta menghambat semua aspek kehidupan," ungkap pernyataan tersebut.

"Komunitas internasional, Amerika Serikat, dan pendudukan bertanggung jawab penuh atas konsekuensi bencana dan mematikan dari kelaparan dan kehausan, dan menuntut agar mereka segera menghentikan perang," lanjut pernyataan tersebut.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus menutup perlintasan antara Gaza dan dunia luar. Perlintasan Rafah dibuka sebagian untuk masuknya bantuan terbatas, keluarnya puluhan orang pasien dan korban luka serta beberapa pemegang paspor asing.

Pada tanggal 24 November, Israel mengizinkan sejumlah kecil bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah, dalam jeda satu minggu yang dicapai antara faksi di Gaza dan Israel, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Jeda tersebut mencakup kesepakatan pertukaran sandera.

Masuknya truk ke wilayah selatan Gaza telah dibatasi sejak 7 Oktober. Sejak itu, tentara Israel telah melancarkan perang destruktif di Gaza, yang mengakibatkan hingga hari Sabtu, 23.843 korban jiwa dan 60.317 orang terluka, kebanyakan anak-anak dan perempuan.

Selain itu, terjadi juga kerusakan besar pada infrastruktur dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. ***