Menu

Media Asing Soroti Kemanangan Prabowo dari Quick Count, Dampaknya ke AS hingga China 

Zuratul 17 Feb 2024, 21:18
Media Asing Soroti Kemanangan Prabowo dari Quick Count, Dampaknya ke AS hingga China. (X/Foto
Media Asing Soroti Kemanangan Prabowo dari Quick Count, Dampaknya ke AS hingga China. (X/Foto

RIAU24.COM - Media asing kembali menyorot pemilihan presiden (pilpres) RI. 

Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, mendapat kemenangan.

AFP misalnya menulis bagaimana kepemimpinan Prabowo nanti sebagai presiden bisa berdampak ke dunia. 

Laman tersebut menulis artikel "What Prabowo's presidency in Indonesia will mean for the world".

Dimuat bagaimana Prabowo memiliki sejumlah pekerjaan rumah. Seperti menyeimbangkan hubungan negara dengan Amerika Serikat (AS) dan China, hubungan dengan tetangga seperti Australia, penyelesuaian sejumlah masalah dengan Uni Eropa (UE) dan Indonesia dalam menghadapi sejumlah perang di dunia.

Prabowo dan AS-China

AFP menulis Prabowo harus menyeimbangkan hubungan dengan dua kekuatan global ketika AS dan China bersaing untuk mendapatkan pengaruh regional. 

Disinggung komitmen kebijakan non-blok, yang memungkinkan Indonesia memperoleh investasi besar dari Beijing sambil mempertahankan hubungan dengan Washington.

"Namun para ahli mengatakan keuntungan tak terduga ini telah membuat Jakarta semakin bergantung pada Beijing," tulis AFP.

"Prabowo harus menunjukkan bahwa dia bisa mempraktikkan perdagangan yang bebas dan adil," tambahnya mengutip pengamat lokal dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah.

AFP juga menulis bagaimana Prabowo diperkirakan akan berusaha membahagiakan keduanya sekaligus membangun kekuatan militer Indonesia. Meski condong ke China, ia berpendidikan Barat.

"Dia melihat Tiongkok sebagai mitra strategis tetapi dia berpendidikan Barat. Dia akan lebih condong ke Barat," kata Yoes Kenawas, pengamat lokal lain yang dimuat laman itu, dari Universitas Katolik Atma Jaya Yoes Kenawas.

Di sisi lain media Prancis tersebut juga melihat bagaimana hubungan Prabowo dengan Australia hingga UE. 

Termasuk cara dia menyikapi sejumlah permasalahan geopolitik global seperti perang Rusia dan Ukraina.

"Salah satu unggahan pertama Prabowo di media sosial setelah pemungutan suara ditutup memberi tahu masyarakat Indonesia bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, dan para analis memperkirakan dia akan mencari hubungan positif dengan Canberra," muatnya.

"Australia telah berupaya meningkatkan hubungan dengan Indonesia melalui serangan pesona diplomatik yang bertujuan untuk melawan China dan meningkatkan perdagangan," tambah AFP.

"Dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, yang sebelumnya meminta Canberra untuk lebih menekankan hubungan dagangnya yang bernilai miliaran dolar dengan Jakarta, mengatakan bahwa pemerintahnya berharap dapat bekerja sama dengan siapa pun yang memenangkan pemilu," ujarnya lagi.

Khusus UE, AFP menulis bagaimana sejumlah "masalah" yang kini sedang terjadi antara kawasan itu dan Presiden saat ini Joko Widodo (Jokowi) masih akan berlanjut di masa kepemimpinan Prabowo

Seperti pembatasan produk-produk terkait deforestasi yang diberlakukan benua biru.

"Prabowo telah mengecam UE .... menuduh blok tersebut menerapkan standar ganda, dan mempertanyakan relevansinya dengan hubungan global," tambahnya.

Terkait peperangan Rusia dan Ukraina, pernyataan Prabowo yang kontroversial di pertengahan 2023 diungkit kembali. 

Kala itu ia disebut "mengejutkan Kyiv" ketika mengusulkan rencana untuk mengakhiri perang Ukraina, dengan ide zona demiliterisasi, masuknya pasukan penjaga perdamaian PBB serta dan referendum di "wilayah yang disengketakan".

"Tampaknya tanpa berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo," ujar AFP.

"Kyiv menyebutnya sebagai proposal yang aneh dan langsung menolaknya, menyebutnya sebagai rencana Rusia. Uni Eropa juga mengkritiknya," kata media itu lagi.

"Jakarta sebelumnya telah mencoba untuk menengahi perdamaian, tetapi kecil kemungkinannya bahwa Prabowo akan melakukan upaya lain," tutupnya.

(***)