Menu

Sikap Ganda AS, Tolak Serangan ke Rafah, Tapi Diam-diam Setujui Pasokan Bom-Jet Tempur ke Israel

Zuratul 31 Mar 2024, 06:40
Sikap Ganda AS, Tolak Serangan ke Rafah, Tapi Diam-diam Setujui Pasokan Bom-Jet Tempur ke Israel 
Sikap Ganda AS, Tolak Serangan ke Rafah, Tapi Diam-diam Setujui Pasokan Bom-Jet Tempur ke Israel 

RIAU24.COM - Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir memberikan persetujuan untuk pengiriman bom dan jet tempur senilai miliaran dolar Amerika ke Israel. 

Padahal Washington secara terbuka menyatakan kekhawatiran dan penolakan terhadap rencana serangan militer Tel Aviv ke Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

Seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (30/3/2023), laporan media terkemuka AS, The Washington Post, yang mengutip para pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS, menyebut paket persenjataan terbaru untuk Israel itu mencakup lebih dari 1.800 bom MK84 seberat 2.000 pon dan 500 bom MK82 seberat 500 pon.

Gedung Putih menolak untuk berkomentar soal laporan The Washington Post tersebut. 

Sedangkan Kedutaan Besar Israel di Washington DC belum menanggapi permintaan komentar.

Seorang jenderal top militer AS mengatakan pada Kamis (28/3) waktu setempat bahwa Washington tidak memberikan semua senjata yang diminta oleh Tel Aviv, dengan sebagian alasannya karena AS tidak bersedia memberikannya untuk saat ini.

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengunjungi Washington DC pada awal pekan ini dan dilaporkan menyampaikan daftar kemampuan persenjataan yang diinginkan oleh negaranya dari AS saat Tel Aviv melanjutkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza untuk melenyapkan Hamas.

AS memberikan bantuan militer tahunan senilai US$ 3,8 miliar kepada Israel. 

Washington telah mengerahkan pasokan pertahanan udara dan amunisi ke Tel Aviv, namun beberapa politisi Partai Demokrat dan kelompok Arab Amerika mengkritik dukungan kuat pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap Israel.

Bantuan dari AS untuk Israel itu, menurut mereka, telah memberikan rasa impunitas.

"Kami terus mendukung hak Israel untuk membela diri. Bantuan bersyarat belum menjadi kebijakan kami," tegas seorang pejabat Gedung Putih seperti dikutip dalam laporan The Washington Post.

(***)