Ini Risiko Jangka Panjang Mengonsumsi Minyak Babi

RIAU24.COM - Minyak babi mengandung lemak jenuh yang tidak baik untuk kesehatan. Di luar faktor non halal, minyak babi dapat menimbulkan risiko berbagai penyakit jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Spesialis Gizi dari Alia Hospital, dr Dessy Suci Rachmawati, SpGK mengatakan minyak babi biasanya digunakan untuk menggoreng atau menumis. Karena faktor pemanasan, konsumsi minyak babi bisa berpotensi meningkatkan kolesterol.
"Jadi dia akan menyebabkan peningkatan kolesterol. Kemudian dari segi kalori pun, minyak ini, kalau lemak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat dia memang kalorinya paling tinggi," kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025.)
"Artinya kalau penumpukan kalori-kalori yang cukup tinggi ini, berarti dia akan menyumbang kalori yang cukup besar, yang nanti akhirnya ke surplus kalori yang menyebabkan obesitas. Nah obesitasnya ini dia juga berisiko ke penyakit metabolik. Selain dari penumpukan si plak kolesterolnya itu, yang sering kita dengar atherosclerosis itu ya. Kemudian kondisi obesitasnya ini sendiri, dia juga menyebabkan penyakit metabolik, seperti diabetes, hipertensi," tambahnya
Menurut dr Dessy, dari komposisinya saja, minyak babi sudah kurang baik, yaitu mengandung saturated fatty acid atau asam lemak jenuh. Ditambah dengan proses pemanasan dalam menggoreng, struktur lemaknya berubah jadi lemak jahat.
"Jadi tetap disarankannya adalah dengan minyak-minyak yang nabati tadi yang kandungannya lebih baik, jadi seperti olive oil, minyak canola," kata dr Dessy.