Menu

Tindakan Keras Tiongkok Terhadap Batubara Kualitas Rendah Membahayakan Ekspor Indonesia

Amastya 12 Jun 2025, 18:23
Sebuah truk pengangkut terlihat di antara tumpukan batu bara di sebuah pelabuhan di provinsi Jiangsu, Tiongkok, 25 Januari 2018 /Reuters
Sebuah truk pengangkut terlihat di antara tumpukan batu bara di sebuah pelabuhan di provinsi Jiangsu, Tiongkok, 25 Januari 2018 /Reuters

Namun, bahkan saat persetujuan meningkat lagi pada tahun 2025, output daya termal turun 4 persen dalam empat bulan pertama, dengan tenaga angin dan matahari meningkat untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat.

Energi terbarukan kini menyumbang 26 persen dari produksi listrik China, sementara pangsa batu bara anjlok ke rekor terendah 54 persen pada bulan April, menurut lembaga riset energi Ember.

Namun, batu bara tetap penting, terutama dengan permintaan listrik yang diperkirakan meningkat karena perluasan pusat data dan manufaktur berteknologi tinggi.

Di dalam negeri, produksi batu bara diproyeksikan meningkat sebesar 70 hingga 80 juta ton tahun ini.

Para pejabat meyakini produksi baru akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2027, sehingga dapat menjadi penyangga untuk mengurangi impor lebih lanjut.

Dengan pasokan lokal yang kuat dan tekanan emisi yang meningkat, ekspor lignit Indonesia yang dulunya menguntungkan ke China mungkin akan terus memudar.

Halaman: 345Lihat Semua