Rocky Gerung Soroti Skenario Pemakzulan Gibran: Antara Jalur Konstitusi dan Tekanan Massa Ala 1998
“Gibran itu bukan harapan. Justru semua hal yang memungkinkan harapan Presiden untuk mempercepat kemakmuran itu dibatalkan oleh adanya inkapasitas dari Gibran,” tegas Rocky.
Kekhawatiran ini, lanjutnya, juga dirasakan oleh sejumlah purnawirawan militer yang telah lama bergelut dengan dinamika kekuasaan dan stabilitas negara.
“Kalau terjadi kecelakaan politik atau sesuatu yang sifatnya darurat sehingga Indonesia tidak dalam kendali Pak Prabowo, maka mesti ke wakil presiden kan. Nah, masalahnya di situ,” ungkapnya.
Dimensi Politik 2029: Kepentingan Generasi Muda
Rocky juga menyoroti aspek jangka panjang dari isu ini. Ia mengatakan bahwa keinginan untuk memakzulkan Gibran tidak semata datang dari elit politik atau purnawirawan, tetapi juga dari generasi muda yang menginginkan kompetisi politik 2029 yang lebih adil dan terbuka.
“Jadi pemakzulan itu bukan sekedar kepentingan purnawirawan, tapi mereka yang menginginkan ada kompetisi fair,” pungkas Rocky.