Menu

Inflasi AS Diperkirakan akan Meningkat Seiring Tarif Trump yang Memukul Konsumen

Amastya 10 Aug 2025, 17:15
Patung-patung kecil terlihat di depan kata yang ditampilkan Inflasi, bendera AS, dan grafik saham yang naik dalam ilustrasi ini /net
Patung-patung kecil terlihat di depan kata yang ditampilkan Inflasi, bendera AS, dan grafik saham yang naik dalam ilustrasi ini /net

Kalender ekonomi Asia sangat padat, dengan Tiongkok merilis data aktivitas bulan Juli, termasuk produksi industri, penjualan ritel, dan angka pengangguran pada hari Jumat.

Bank sentral Australia diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, sementara data IHK dan harga grosir India akan memberikan wawasan baru tentang tren harga sebelum tarif 50 persen Trump untuk barang-barang India berlaku sepenuhnya.

Di Eropa, Inggris akan merilis angka pertumbuhan upah dan PDB menyusul pemangkasan suku bunga terbaru Bank of England, sementara ekonomi Swiss mungkin menunjukkan kontraksi mendadak bahkan sebelum dampak tarif 39 persen Trump mulai terasa.

Afrika dan Amerika Latin juga akan melihat keputusan suku bunga dan laporan inflasi, dengan Brasil, Argentina, dan Chili memperbarui data harga, sementara Kenya, Uganda, dan Namibia menyesuaikan kebijakan untuk mengelola pertumbuhan dan stabilitas harga.

Data minggu depan, menurut Bloomberg, akan membantu memperjelas apakah kenaikan inflasi AS bersifat sementara atau merupakan awal dari tren yang lebih luas.

Jika tarif terus memengaruhi harga konsumen, The Fed mungkin menghadapi tekanan yang semakin besar untuk bertindak, bahkan ketika pasar global menyesuaikan diri dengan serangkaian keputusan bank sentral dan perubahan kebijakan perdagangan.

Sambungan berita: (***)
Halaman: 234Lihat Semua