Menu

Pabrik-pabrik di Tiongkok Pangkas Jam Kerja dan Upah Karena Tarif AS Menekan Margin Ekspor

Amastya 12 Aug 2025, 20:00
Seorang karyawan bekerja di lini produksi sebuah pabrik di Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok /Reuters
Seorang karyawan bekerja di lini produksi sebuah pabrik di Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok /Reuters

RIAU24.COM Produsen Tiongkok mengurangi shift kerja, upah lembur, dan semakin mengandalkan pekerja temporer untuk tetap bertahan karena tarif AS menggerogoti keuntungan, menurut laporan Reuters dari Guangzhou.

Tekanan ini terutama terlihat di pusat-pusat ekspor seperti Guangdong, di mana persaingan untuk pasar non-AS semakin ketat.

Mike Chai, yang mengelola Cartia Global Manufacturing, produsen lemari dapur di Foshan, mengatakan kepada Reuters bahwa ia berencana memangkas biaya upah sekitar 30% agar dapat bersaing dengan para pesaing Tiongkok yang telah meninggalkan pasar AS akibat tarif yang tinggi.

Para pesaing ini kini mengincar pelanggannya di Australia, memaksanya untuk memperpendek shift kerja dan meminta karyawannya untuk mengambil cuti tanpa dibayar.

Chai telah mengurangi separuh jumlah karyawannya sejak pandemi dan mengatakan pabriknya kini hanya beroperasi setengah kapasitas.

"Kita dalam mode bertahan hidup," ujarnya.

Halaman: 12Lihat Semua