Menu

Gantikan Warga Palestina, India Sudah Kirim Puluhan Ribu Pekerja ke Israel

Rizka 14 Aug 2025, 11:29
Pekerja India di Israel
Pekerja India di Israel

RIAU24.COM - Lebih dari 20.000 pekerja India telah pindah ke Israel untuk menggantikan para pekerja Palestina sejak perang genosida di Gaza dimulai. Data itu diungkap pemerintah India.

Mengutip Middle East Eye, Rabu (13/8), Kirti Vardhan Singh, Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri India, menyebutkan bahwa antara November 2023 hingga Juli 2025, setidaknya 20.000 pekerja India telah tiba di Israel

Rinciannya, sebanyak 6.730 pekerja konstruksi dan 44 tenaga pengasuh berangkat berdasarkan perjanjian kerangka kerja bilateral yang ditandatangani kedua negara pada November 2023. 

Selain itu, 7.000 tenaga pengasuh dan 6.400 pekerja konstruksi lainnya masuk melalui jalur perekrutan swasta. Data ini menjadi laporan paling lengkap sejauh ini terkait gelombang migrasi pekerja India ke Israel

Temuan tersebut juga menegaskan peran penting New Delhi dalam menopang perekonomian Israel, meski negara itu menghadapi tekanan internasional untuk mengisolasi diri akibat perang yang terus berlangsung di Gaza

Operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 18.430 anak-anak.

Sejumlah negara, organisasi hak asasi manusia, dan pakar internasional telah mengkategorikan aksi tersebut sebagai bentuk genosida. 

Selain korban jiwa, ratusan ribu orang terluka, dan seluruh penduduk Gaza kini terancam kelaparan akibat blokade yang memperparah krisis pangan di wilayah yang terkepung itu. 

Israel kekurangan pekerja Konflik berkepanjangan turut memukul perekonomian Israel. Dicabutnya izin kerja bagi lebih dari 70.000 warga Palestina memicu kekosongan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama konstruksi. 

Sektor ini menjadi salah satu yang paling terpukul, dengan proyek-proyek terhambat dan biaya membengkak akibat minimnya pekerja. 

Situasi tersebut mendorong Asosiasi Pembangun Israel pada November 2023 untuk mendesak pemerintah segera merekrut tenaga kerja dari India

Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan pekerja konstruksi di India rela mengantre panjang di luar pusat-pusat rekrutmen di berbagai negara bagian, berharap mendapatkan kesempatan kerja di luar negeri. 

Pemandangan ini, menurut para ekonom, mencerminkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi India belum mampu menghadirkan kesejahteraan merata bagi kalangan miskin. 

Meski India termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, studi World Inequality Lab tahun 2024 mengungkapkan bahwa kesenjangan pendapatan di negara ini kini menjadi salah satu yang tertinggi secara global. 

Ketimpangan tersebut berujung pada minimnya lapangan kerja penuh waktu yang layak. Perekrutan pekerja India untuk menggantikan tenaga kerja Palestina yang tersingkir akibat serangan Israel di Gaza menuai penolakan. 

Dewan Serikat Pekerja Pusat Seluruh India (AICCTU) menyerukan agar para pekerja tidak menerima tawaran tersebut.

“Kami menyerukan kepada semua pekerja untuk menolak proyek bunuh diri yang akan membawa kesulitan besar dan membahayakan nyawa mereka,” tegas serikat tersebut. 

Wakil Presiden Nasional AICCTU, Clifton D'Rozario, menilai data terbaru menunjukkan adanya koordinasi erat antara India dan Israel

“Jika kontraktor swasta mengirimkan pekerja ke Israel tanpa campur tangan pemerintah, itu berarti pemerintah tidak peduli pada rakyatnya sendiri, maupun pada tindakan genosida Israel di Gaza,” ujarnya.