Jepang Luncurkan Penyelidikan Antidumping Terhadap Impor Baja Tiongkok dan Korea Selatan
Tiongkok, produsen baja terbesar di dunia, mengalami lonjakan ekspor pada tahun 2025 seiring melemahnya permintaan domestik.
Perlambatan berkepanjangan di sektor properti yang secara tradisional merupakan pendorong utama konsumsi baja telah menyebabkan para produsen mengalami surplus besar, mendorong mereka membanjiri pasar luar negeri dengan baja berbiaya rendah.
Menurut Bloomberg, gelombang ekspor ini telah sangat membebani harga baja global dan meningkatkan persaingan, memukul produsen di Jepang, Korea Selatan, dan pusat manufaktur utama lainnya.
Para analis mengatakan langkah Jepang mencerminkan tren global yang lebih luas, karena pemerintah berupaya melindungi industri mereka dari dampak strategi ekspor agresif pabrik-pabrik Tiongkok.
Ketegangan perdagangan dan tarif AS mempersulit dinamika pasar
Industri baja Jepang sudah menghadapi pergeseran arus perdagangan dan persaingan yang semakin ketat.