Majelis Nasional Madagaskar Memberikan Suara untuk Makzulkan Presiden, Militer Mengambil Alih
Presiden Madagaskar Andry Rajoelina /AFP
Protes di Madagaskar dimulai pada 25 September dan awalnya dipicu oleh kekurangan air dan listrik yang parah.
Namun, gerakan tersebut dengan cepat meluas hingga mencakup frustrasi yang lebih luas terkait korupsi, tata kelola yang buruk, dan kegagalan kronis layanan publik dasar.
Demonstrasi ini merupakan kelanjutan dari gerakan serupa yang digerakkan oleh Generasi Z di beberapa negara seperti Nepal, Maroko, dan Bangladesh.
Selama akhir pekan, protes semakin intensif ketika tentara dan pasukan keamanan yang memberontak bergabung dengan para demonstran.
Baca juga: Trump Bersumpah akan Melakukan Pembalasan Setelah Serangan ISIS Tewaskan Pasukan AS di Suriah
Para demonstran menuntut agar Rajoelina dan menteri-menteri pemerintah lainnya mundur.
Bulan lalu, presiden membubarkan seluruh pemerintahan dalam upaya meredakan situasi.