Ketika Projo Lebih Pilih Poligami Ketimbang Monogami Politik
RIAU24.COM - Pengamat politik Iqbal Themi, menilai keputusan Projo menghapus wajah Jokowi dari logo organisasi merupakan bentuk poligami politik.
"Sulit membayangkan Projo benar-benar melepaskan Jokowi. Dengan Gibran berada di pusat kekuasaan, mereka tetap punya jalur genetik ke patron lama, yakni Jokowi," ujarnya, dikutip dari rmol.id, Selasa, 4 November 2025.
Tambahnya, tindakan tersebut merupakan adaptasi politik yang jamak dalam transisi kekuasaan Indonesia.
"Terutama bagi kelompok relawan yang historisnya bertumbuh melalui patronase," ujarnya.
“Ketika pusat kekuasaan bergeser, mereka harus mengikuti arus. Poligami politik ini cara menjaga kontinuitas pengaruh tanpa kehilangan akses ke jaringan atau patronase lama," tambahnya.
Projo juga dinilai tengah mengamankan continuity of influence dalam lanskap kekuasaan baru yang memiliki karakter dan orbit politik berbeda.