Menu

Keluarga Ungkap Penyebab Perubahan Sikap Penembak Jemaah Shalat Jumat di Selandia Baru

Satria Utama 18 Mar 2019, 10:50
Brenton Tarrant
Brenton Tarrant

RIAU24.COM -  Dua rumah milik teroris yang membantai 50 jamaah di dua masjid di Selandia Baru digeledah Polisi Australia, Senin (18/3). Rumah tersebut berada di kota Sandy Beach di New South Wales dan Lawrence, tak jauh dari kota Grafton tempat Brenton Tarrant tumbuh besar.

"Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk secara resmi mendapatkan bahan yang dapat membantu polisi Selandia Baru dalam penyelidikan yang sedang berlangsung," kata sebuah pernyataan polisi.

Keluarga Tarrant terus membantu polisi dengan menjawab pertanyaan mereka dan mengaku tidak ada informasi yang mencaman saat ini atau yang akan datang kepada masyarakat.

Tarrant yang merupakan penganut supremasi kulit putih, menghabiskan masa mudanya di Grafton tetapi telah melakukan perjalanan ke luar negeri secara luas selama dekade terakhir dan menetap beberapa tahun terakhir di Dunedin, Selandia Baru.

Beberapa anggota keluarga Tarrant mengaku terkejut dan sedih dalam wawancara dengan media Australia. "Kita semua terkesima, kita tidak tahu harus berpikir apa," kata Marie Fitzgerald, nenek Tarrant, kepada televisi Channel Nine.

"Media mengatakan Tarrant sudah merencanakannya jauh-jauh sebelumnya, jadi dia (Tarrant) tidak waras, kurasa tidak. Hanya sejak dia pergi ke luar negeri, bocah itu berubah sepenuhnya dari bocah yang kita kenal. Sekarang semua orang hancur," katanya.

Pada 2016, Tarrant mengunjungi Serbia, Montenegro, Bosnia dan Herzegovina, dan Kroasia, untuk mengunjungi tempat-tempat pertempuran bersejarah, sebelum melakukan perjalanan di Eropa Barat pada 2017. Ia juga mengunjungi Turki, Bulgaria, dan Israel.

"Kami meminta maaf kepada keluarga di sana untuk yang meninggal dan yang terluka. Saya tidak bisa memikirkan hal lain. Saya hanya ingin pulang dan bersembunyi," kata paman si penembak, Terry Fitzgerald.***

 

R24/bara