Menu

Mesir, Irak dan Yordania Sepakat Lawan Kekerasan Israel di Palestina

Satria Utama 25 Mar 2019, 09:14
residen Abdel Fattah El-Sisi menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang dihadiri Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi. (Foto: Kantor PM Irak/Arab News)
residen Abdel Fattah El-Sisi menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang dihadiri Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi. (Foto: Kantor PM Irak/Arab News)

RIAU24.COM -  Pemerintah Mesir, Irak dan Yordania mengeluarkan pernyataan bersama mendukung Palestina dan klaimnya atas Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Pernyataan ini dikeluarkan ketiga negara saat mengadakan pertemuan kerja sama ekonomi di Kairo pada Minggu (24/3).

Ketiga negara tersebut juga memberikan opsi terkait bagaimana menghentikan eskalasi kekerasan Israel di Yerusalem dan pelanggaran terhadap masjid Al-Aqsa.

Presiden Abdel Fattah El-Sisi menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang dihadiri oleh Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi.

Mesir, Yordania, dan Irak menyerukan koordinasi dengan negara-negara Arab lainnya untuk memulihkan stabilitas di kawasan itu.

Ketiga negara itu juga menekankan perlunya memerangi terorisme dalam segala bentuknya dan menghadapi semua orang yang menyediakan dana, senjata, dan platform media bagi terorisme.

Pernyataan itu menyatakan konsep negara bangsa harus diperkuat untuk menghadapi terorisme dan perselisihan sektarian.

Dukungan juga diberikan kepada Irak untuk menyelesaikan rekonstruksi dan membantu orang-orang terlantar kembali ke rumah mereka setelah kekalahan ISIS juga jadi pembahasan.

Seperti dilansir jurnas.com, pada Sabtu (23/3), Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi selama perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak menjabat pada Oktober.

Selama pertemuan itu, Abdul Mahdi meminta dukungan Mesir untuk upaya-upaya untuk mengatasi gerilyawan garis keras di wilayah itu, dan menyoroti "pentingnya `mengeringkan` sumber-sumber terorisme."***

 

R24/bara