Menu

5 Profesor Jepang Ingatkan Ancaman Gempa dan Tsunami di Mentawai, Ini Dampak Dahsyatnya

Satria Utama 4 May 2019, 20:36
ilustrasi
ilustrasi

RIAU24.COM -  Lima profesor ahli gempa dari Jepang yang melakukan penelitian di daerah Mentawai mengingatkan ancaman gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter (SR) yang akan menyebabkan tsunami.

Peringatan dari profesor Jepang ini diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit di posko bantuan dan penanganan bencana banjir dan longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Sabtu (5/4/2019).

“Lima ahli gempa dari Jepang ke Mentawai. Mereka memprediksi ada gempa yang masih mengendap. Kekuatannya 8,9 SR. Tapi, kalau gempa sering terjadi, gempa besar itu tidak akan terjadi. Kita harus mempersiapkan diri,” kata Nasrul seperti dilansir inews.

Dijelaskannya, sesuai keterangan dari lima profesor ahli gempa dari Jepang itu, saat ini gempa mahadahyat tersebut masih mengendap di 20 mil Kepulauan Mentawai, tepatnya di Samudera Hindia di wilayah tersebut. Jika gempa itu terjadi, maka akan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 12 meter.

Gelombang tsunami itu akan menyapu kawasan yang ada di pesisir barat Sumatera, termasuk, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Jika gelombang tsunami terjadi, kecepatannya diperkirakan mencapai 827 kilometer (km).

Gempa yang mengintai Sumbar, kata Nasrul, tentu akan berdampak juga pada provinsi yang berjuluk Bumi Rafflesia itu. Terutama yang berada di tepi pesisir barat Sumatera. Karena itu, kata Nasrul, masyarakat yang berada di radius 2,5 kilometer (km) dari bibir pantai harus mengungsi.

Nasrul menambahkan, di Sumbar telah diinformasikan jika terjadi gempa selama 30 detik baik berkekuatan kecil atau besar, maka masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemberitahuan itu disampaikan ke seluruh masyarakat, terutama di pesisir barat Sumatera.

“Jika gempa berpotensi tsunami itu terjadi, mau tidak mau sampai juga ke Mukomuko. Pantai barat ini mesti waspada, terutama gempa dan tsunami. Kita berdoa agar gempa ini tidak terjadi,” kata Nasrul.***

 

R24/bara