Menu

Kesal Turki Ngotot Beli Rudal Rusia, Amerika Ancam Hentikan Program Pelatihan Pilot F-35

Satria Utama 29 May 2019, 09:04
 Jet tempur canggih F-35
Jet tempur canggih F-35

RIAU24.COM -  WASHINGTON - Tidak senang dengan sikap Turki yang ngotot membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, Amerika Serikat berencana menangguhkan pelatihan pilot Turki untuk menerbangkan jet tempur canggih F-35.

Namun keputusan Washington akan mengikuti langkah Turki untuk membatalkan atau tetap melanjutkan kesepakatan pembelian S-400 Rusia.

Washington sudah berkali-kali menegaskan senjata pertahanan buatan Rusia itu tidak kompatibel dengan jaringan pertahanan aliansi Barat dan akan menimbulkan ancaman bagi jet tempur siluman F-35.

Seperti dilansir sindonews, Pilot Turki telah berlatih di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona. Tidak jelas apakah keputusan untuk menunda pelatihan mereka akan berarti mereka juga harus meninggalkan negara itu, atau jika mereka tetap di pangkalan sampai keputusan akhir dibuat tentang masa depan Turki dalam program F-35.

Amerika Serikat telah mengatakan dengan jelas bahwa Turki tidak dapat memiliki S-400 dan menjadi bagian dari program F-35 sekaligus.

Jika Turki dikeluarkan dari program, itu akan menjadi salah satu perpecahan paling signifikan dalam sejarah terbaru terkait hubungan antara kedua sekutu NATO tersebut.

Amerika Serikat pada akhir Maret sudah menghentikan pengiriman peralatan yang terkait dengan F-35 ke Turki. Padahal, Ankara merupakan pembeli dan mitra produksi dalam program jet tempur Lockheed Martin tersebut.

Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa jika Turki menerima pengiriman sistem pertahanan rudal Rusia, itu juga akan memicu sanksi AS di bawah CATSAA, sebuah undang-undang yang menyerukan sanksi terhadap negara-negara pembeli peralatan militer dari Rusia.

Turki telah mengatakan bahwa sebagai anggota NATO, pihaknya tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat dan sanksi tidak boleh berlaku. Ankara juga menyampaikan harapannya pada Presiden Donald Trump untuk melindungi Ankara dari ancaman sanksi itu.**

 

R24/bara