Menu

Selamatkan ekosistem mangrove, Chevron Jalin Kerja Sama dengan YKAN

Satria Utama 29 May 2019, 18:09
Kawasan Mangrove : foto YKAN
Kawasan Mangrove : foto YKAN

RIAU24.COM - JAKARTA – PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), bersama sejumlah mitra korporasi, menjalin kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), afiliasi dari the Nature Conservancy, dalam program konservasi hutan mangrove dan ekosistemnya. Dalam acara MERA Media EXPOSÈ yang digelar di Jakarta pada 23 Mei lalu, YKAN memperkenalkan para mitra program ini. 

Mangrove Ecosystem Restoration Alliance atau Aliansi Restorasi Ekosistem Mangrove (MERA) merupakan sebuah platform kemitraan yang bekerja sinergis untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan mangrove. 

Program kerja MERA berlandaskan kajian ilmiah yang kuat sebagai acuan untuk membuat rencana desain restorasi hutan mangrove. Hal ini penting untuk mendukung kembalinya fungsi hutan mangrove sebagai sebuah ekosistem.

Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem penting di kawasan pesisir. Diperkirakan, 80 persen hasil ikan tangkap di dunia bergantung pada hutan mangrove, baik secara langsung maupun tidak. Akarnya yang rapat dan lingkungan vegetasi di sekitarnya berperan penting untuk menyaring air dari kotoran dan polutan lainnya untuk menghasilkan air bersih. 

Sebelumnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan lahan mangrove terbesar di dunia, seluas 3,556 juta hektar, menurut data yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun kini 33,55 persen atau 1,193 juta hektar lahan mangrove di Indonesia dalam kondisi kritis. Sebagian besar hutan mangrove telah hilang akibat konversi lahan untuk budidaya perikanan dan pembangunan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kerusakan hutan mangrove tercepat di dunia. 

Dalam luasan yang setara dengan hutan tropis, hutan mangrove mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak. Sebagai gambaran, hutan mangrove seluas 1 hektar mampu menyerap 1.000 ton karbon per hektar. 

Halaman: 12Lihat Semua