Menu

Iran Akan Terus Tutup Pintu Dialog Jika Pemerintahan Donald Trump Tak Lakukan Ini

Riki Ariyanto 27 Aug 2019, 16:52
Presiden Iran Rouhani tidak mau berdialog dengan Amerika Serikat jika sanksi belum juga dicabut (foto/int)
Presiden Iran Rouhani tidak mau berdialog dengan Amerika Serikat jika sanksi belum juga dicabut (foto/int)

RIAU24.COM -  Selasa 27 Agustus 2019, Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani menegaskan kembali bahwa bangsanya tidak akan berdialog dengan pemerintahan Donald Trump. Kecuali jika Amerika Serikat (AS) mencabut semua sanksi yang dijatuhkan ke Iran.

Presiden Iran Rouhani sampaikan negaramya sejak dulu selalu siap berdialog. Dilansir dari Okezone, namun Rouhani menekankan supaya Amerika Serikat (AS) harus mencabut semua sanksi terhadap Iran.

zxc1

"Tapi pertama, AS mesti bertindak dengan mencabut sanksi tidak sah, tidak adil dan tidak jujur yang dijatuhkan atas Iran," sebut Hassan Rouhani dilansir Reuters, Selasa (27 Agustus 2019).

"Teheran tak pernah menginginkan senjata nuklir," tambahnya. Pernyataan Rouhani menanggapai Presiden AS Donald Trump yang mengatakan ia akan bertemu dengannya guna mengakhiri sengketa nuklir Iran.

zxc2

Presiden AS Donald Trump di sela pertemuan tingkat tinggi di Prancis mengklaim bahwa Rouhani ingin bertemu dengannya untuk membahas nuklir. “Saya punya perasaan yang baik. Saya pikir dia (Rouhani) ingin bertemu dan menyelesaikan situasi mereka. Mereka kepayahan,” sebut Donald Trump merujuk kemungkinan Amerika Serikat (AS) berdialog dengan Iran tentang sanksi dan nuklir.

Sebagai informasi Presiden AS Donald Trump telah menarik negaranya keluar dari JCPOA, perjanjian program nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia yang disepakati pada 2015. Kemudian kembali menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran yang sebelumnya telah dicabut.

Berdasarkan JCPOA Iran membatasi program nuklirnya di bawah pengawasan PBB dan mendapatkan pencabutan sanksi internasional sebagai imbalannya. Amerika Serikat (AS) juga memberikan sanksi kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali serta membekukan aset Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zari.