Menu

Ini Cerita di Balik Aksi di Gedung KPK, Ada Peserta yang Ngaku tak Tahu Tujuan Hingga Pembagian Uang

Siswandi 17 Sep 2019, 01:18
Demonstran memenuhi depan Gedung KPK saat aksi sepanjang Senin siang hingga sore kemarin. Foto: int
Demonstran memenuhi depan Gedung KPK saat aksi sepanjang Senin siang hingga sore kemarin. Foto: int

RIAU24.COM -  Sepanjang Senin (16/9/2019) siang hingga sore kemarin, Gedung KPK kembali didatangi massa dari berbagai kelompok masyarakat. Mereka membawa atribut seperti spanduk, poster, dan bendera merah putih.

Dalam spanduk dan poster tersebut, umumnya menyuarakan dukungan terhadap revisi UU KPK, dukungan terhadap lima pimpinan KPK yang baru, serta desakan bagi pimpinan KPK yang ada untuk mundur. Seperti dilontarkan salah seorang orator aksi, mereka dinilai telah membuat gaduh sehingga terjadi konflik antara lembaga KPK dengan pemerintah dan DPR.

Namun, dari penelusuran kompas di sela-sela aksi tersebut, ternyata tak semua demonstran memahami tuntutan tersebut. Bahkan ada beberapa pengakuan dari peserta aksi yang bikin kepala jadi geleng-geleng.

Di antaranya, ada demonstran yang ternyata tak mengenal nama-nama pimpinan KPK. Hal itu diakui Yanti, salah seorang peserta aksi. Saat ditanya siapa saja pimpinan KPK, ia dengan terang-terangan mengaku tak tahu.

"Enggak tahu siapa," akunya,

Saat ditanya mengenai poin-poin yang diajukan dalam aksi tersebut, ia juga tak menjawab. Ia juga mengelak saat ditanya apakah mendapat imbalan untuk mengikuti aksi tersebut.

"Saya juga enggak tahu, saya diajak saja. Enggak ada, enggak ada (imbalan)," ujarnya malu-malu.

Hal senada juga diakui peserta aksi lainnya, Sobirin. Ia jga mengaku tak paham betul terkait hal-hal yang disuarakan orator dari atas mobil komando.

"Penurunan ini saja, penggantian, saya tahu dari media sosial," ujarnya.

Saat ditanya tujuan aksi tersebut, ia meminta media bertanya kepada panitia. "Tanya korlapnya saja lebih jelas, tanya korlapnya," ujarnya.

Sedangkan Wati, peserta aksi dari Johar Baru, Jakarta Pusat, mengaku hanya ikut-ikutan menjadi peserta unjuk rasa.

"Enggak tahu (tujuan unjuk rasa), hanya ikut saja, enggak tahu," kata dia.

Bagi-bagi Uang
Sementara itu, seorang demonstran lain bernama Ken dari Aliansi Relawan Jokowi mengakui ada uang pecahan Rp50 ribu yang dibagi-bagikan kepada peserta aksi. Dikatakan, pembagian uang itu merupakan simbol dari nazar salah satu kelompok yang mengikuti aksi.

Namun Ken mengaku enggan menerima uang tersebut. "Nazar kalau Novel Baswedan ini ditangkap," kata dia.

"Makanya ngeri juga saya. Makanya saya di sini tadi, orang kalau dikasih uang kan tahu sendiri," tambahnya lagi.

Ken menuntut Novel ditangkap karena dianggap telah mengkhianati Jokowi dengan mengkritik Jokowi soal revisi Undang-Undang KPK. "Dia kan sudah banyak dibantuin Pak Jokowi, tapi kenapa dia kok malah menjelekkan Pak Jokowi, kan aneh kesannya," ujarnya.

Dari pantauan kompas, aksi pada Senin kemarin lebih banyak dari hari-hari biasanya. Kelompok-kelompok peserta aksi datang bergantian ke depan Gedung KPK menggunakan Metromini dan Kopaja.

Namun tak semua peserta aksi merapat ke mobil komando yang diparkir tepat di depan Gedung KPK. Tak sedikit demonstran yang justru memilih duduk-duduk di bawah pohon sambil melepas haus.

Aksi unjuk rasa yang berlangsung hari ini terlihat semarak lantaran ada beberapa peserta aksi yang datang mengenakan seragam sekolah dasar serta pakaian adat nusantara. Secara umum, aksi kemarin berjalan kondusif hingga massa membubarkan diri. ***