Menu

Unjuk Rasa Pelajar di Wamena Berbuntut Rusuh, Kota Lumpuh, Bandara Ditutup

Siswandi 23 Sep 2019, 10:52
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Aksi unjuk rasa para pelajar di Kota Wamena, Papua, hari ini Senin 23 September 2019 berujung rusuh. Suasana kota jadi mecekam. Para pelajar di kota itu mengamuk dan melakukan aksi anarkis. Mulai dari membakar rumah warga, tokoh hingga sejumlah kantor milik pemerintah serta PLN. Akibatnya, ibukota Kabupaten Jayawidaya itu pun lumpuh.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, untuk sementara waktu Bandara Wamena pun ditutup. Sementara itu, aparat Kepolisian dan TNI terus berupaya membubarkan massa yang terlibat kerusuhan tersebut. Suara tembakan terdengar di mana-mana.

Dilansir kompas, masa peserta demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN dan beberapa kios masyarakat.

Menurut informasi, unjuk rasa berujung rusuh itu diduga dipicu perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.  Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.

Setelah rusuh merebak, aparat Kepolisian dan TNI berusaha memukul mundur para pelajar yang menggelar demonstrasi tersebut. Hal itu berlangsung sekitar 4 jam. Namun siswa demonstran tetap bertahan dan kian bertindak anarkistis. Suara tembakan terdengar di mana-mana.

Buntut dari kerusuhan itu, Bandara Wamena akhirnya ditutup untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Penutupan sementara waktu, dilakukan untuk waktu yang belum ditentukan.

Seperti dituturkan Kepala Bandara Wamena, Joko Harjani, kepada antara, operasional bandara dihentikan sekitar  pukul 10.30 WIT, dengan menerbangkan tiga pesawat kargo yang sebelumnya berada di Bandara Wamena.

“Saat ini sudah tidak ada pesawat di bandara,” ujarnya.

Menurutnya, bandara akan dibuka bila ada permintaan dari pihak kepolisian atau militer. Bandara Wamena yang terletak di Lembah Baliem setiap hari melayani 120 penerbangan dari dan ke Wamena.

"Tingginya aktivitas penerbangan itu disebabkan Wamena menjadi pintu masuk ke beberapa kota dan kampung di Kawasan Pegunungan Tengah," terangnya.

Terpisah, Kepala Bandara Sentani Anthonius Praptono juga membenarkan dihentikannya penerbangan ke Wamena karena alasan keamanan. "Memang benar penerbangan dari dan ke Wamena sudah dihentikan sementara tanpa batas waktu yang dipastikan. Setiap harinya sekitar 20 kali penerbangan dari dan ke Wamena dari Bandara Sentani," ungkapnya.

Dari Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga  membenarkan adanya kerusuhan di Wamena. "Iya betul. Kantor dinas dan ada beberapa ruko dibakar," terangnya, kepada detik.

Dikatakan, rusuh terjadi pada pukul 09.00 WIT. Saat ini, Polri dan TNI sedang menangani situasi di lokasi. "Saat ini sedang konsentrasi untuk meredam," imbuh Dedi. ***