Menu

Heboh, Air Laut Surut usai Gempa, Ribuan Warga Berhamburan Takut Tsunami

Siswandi 14 Nov 2019, 23:11
Kondisi salah satu kawasan di Buleleng, Bali, yang tampak sepi ditinggal warga setelah gempa melanda kawasan itu. Foto: int
Kondisi salah satu kawasan di Buleleng, Bali, yang tampak sepi ditinggal warga setelah gempa melanda kawasan itu. Foto: int

RIAU24.COM -  Ribuan warga Buleleng, Bali, berhamburan keluar rumah dan pergi ke dataran yang lebih tinggi. Aksi spontan itu dilakukan warga setelah mengetahui permukaan air laut surut, setelah gempa melanda kawasan itu, Kamis 14 November 2019 petang tadi. Warga takut, tsunami bakal terjadi.

Dilansir viva, begitu mengetahui permukaan air laut turun, warga di kawasan itu berbondong-bondong menggunakan kendaraan menuju dataran tinggi.

"Air laut sudah surut setelah gempa. Kami berlari ke dataran lebih tinggi," kata warga bernama Fauzan.

Kepanikan warga semakin bertambah, setelah menerima informasi bahwa alarm tanda tsunami berbunyi. "Itu sebabnya warga lari berhamburan," kata warga lainnya.

Untuk diketahui, Pulau Bali diguncang gempa beberapa kali secara beruntun pada Kamis petang tadi. Gempa berpusat di perairan Kabupaten Buleleng.

Sementara itu, warga Buleleng lainnya, Gede Suardana, kepada detik menuturkan, gempa tersebut dirasakan sangat kuat, sehingga membuat warga jadi ketakutan.

"Iya, terasa gempa dua kali. Sangat terasa getarannya," ungkapnya.

Saat gempa terjadi, Gede mengaku sedang melayani pembeli di minimarketnya di Jalan A Yani, Singaraja, Buleleng. Dia menyebut pembeli dan karyawan juga berteriak soal gempa ini.

"Bangunan di sepanjang Jl A Yani, Singaraja, bergoyang semua. Warga dan karyawan berlari keluar dan berteriak gempa. Ini dapat kabar dari anak saya teman-temannya les sore juga merasakan gempa dan turun dari lantai tiga," terang Gede.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa-gempa itu tidak menimbulkan tsunami.

    Meski pusat gempa berada 66 kilometer barat laut Kota Denpasar, getarannya dirasakan cukup kuat di ibu kota Bali itu. Sejumlah warga berhamburan keluar rumah. Pintu, kaca dan bangunan bergetar cukup keras dan dirasakan beberapa lama. ***