Menu

Presiden Duterte Perintahkan Aparat Tangkap Pemakai Vape di Negaranya, Ini Alasannya

Riki Ariyanto 21 Nov 2019, 11:19
Presiden Filipina Duterte perintahkan aparat tangkap pemakai vape (foto/int)
Presiden Filipina Duterte perintahkan aparat tangkap pemakai vape (foto/int)

RIAU24.COM -  Kamis 21 November 2019, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menegaskan pemakaian dan penjualan vape dilarang. Hal itu setelah laporan dampak rokok elektronik yang menyebabkan penyakit paru cedera paru terkait (EVALI) keluar.

Dilansir dari Okezone, Presiden Filipina Duterte menyebut vape "beracun" dan Food and Drug Administration (FDA) menyetujui perintahnya itu. “Mereka membunuh orang demi uang. Saya akan melarangnya karena itu tidak baik karena bertentangan dengan keselamatan publik,” sebut Presiden Filipina Duterte yang dilaporkan Reuters, Rabu (20/11/2019).

zxc1

Presiden Filipina Duterte bahkan memerintahkan aparat setempat menangkap orang yang memakai vape. “Anda tidak bisa melakukannya di dalam kamar. Itu penuh dengan omong kosong. Anda mencemari orang-orang yang seharusnya belum meninggal menjadi beresiko mati,” sebut Presiden Filipina Duterte.

Departemen Kesehatan mendukung larangan vaping dan e-rokok sebab belum terbukti secara ilmiah keamanan dan kemanjurannya. Perangkat vape juga terindikasi mengandung karsinogen, nikotin, logam berat, partikel ultra-halus, serta senyawa organik yang gampang menguap.

zxc2

Christopher "Bong" Go , pembantu Duterte bakal sarankan Presiden Filipina itu mengeluarkan perintah eksekutif mengatur pembuatan, penjualan, distribusi, serta pemakaian semua jenis e-rokok. Tentunya sambil menunggu undang-undang baru yang akan memberlakukan kontrol pemerintah atas perangkat vape atau e-rokok.

Sebelumnya Departemen Kesehatan mencoba mengatur perangkat vape yaitu mewajibkan distributor, importir, produsen, eksportir dan pengecer agar mendapatkan lisensi untuk beroperasi dari FDA. Tetapi hal itu dihentikan sementara oleh pihak pengadilan Pasig, pada petisi sebuah kelompok yang terdiri dari industri e-rokok lokal dan konsumen vape.

Sempat ramai diberitakan Seorang gadis berusia 16 tahun mengalami kasus penyakit paru cedera paru terkait (EVALI) yang pertama kali di Filipina. Gadis itu dirawat di rumah sakit setelah sebelumnya memakai e-rokok dan rokok biasa, 21 Oktober lalu karena sesak napas yang parah dan butuh oksigen tambahan.m