Menu

Gara-gara Kasus Harley Davidson Terbongkar, Nasib Direksi Garuda Indonesia Berada di Ujung Tanduk

Siswandi 4 Dec 2019, 12:56
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Terungkapnya kasus dugaan penyeludupan komponen Harley Davidson bekas dan sepeda Brompton, ternyata berbuntut panjang. Saat ini, nasib jajaran direksi di PT Garuda Indonesia terancam berada di ujung tanduk. Pasalnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, dirinya tidak akan segan-segan mencopot jajaran direksi di perusahan BUMN itu, jika terbukti dalam kasus dugaan penyeludupan itu. 

"Yang lebih baik sebelum ketahuan mengundurkan diri, kita kaya samurai Jepang juga," lotar Erick di Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu 4 Desember 2019.

Sementara itu, saat ditanya bagaimana ceritanya sehingga barang-barang itu bisa masuk melalui perusahaan BUMN itu, Erick masih enggan berkomentar lebih jauh. Erick juga mengakui, sejauh ini pihaknya belum berencana merombak direksi Garuda. 

Terkait kasus itu, pihaknya sedang menunggu proses penyelidikan yang dilakukan Bea dan Cukai. "Kita lihat proses daripada yang sekarang ini, ya kita tunggu saja, saya rasa Bu Sri Mulyani sudah menginstruksikan Kepala Bea Cukai melihat transparan mungkin dan beliau akan turun langsung," jelasnya, dilansir detik.

Seperti diketahui, komponen Harley Davidson dan sepeda Brompton masuk melalui pesawat baru milik Garuda Indonesia, yakni Airbus A330-900. Pesawat itu diterbangkan dari dari Prancis, di mana ada direksi dalam penerbangan itu.

Hal itu dibenarkan Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, M Ikhsan Rosan, kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (3/12/2019) kemarin.

Namun, Ikhsan enggan menjelaskan identitas jajaran direksi yang ada di dalam pesawat itu. Menurutnya, mereka berada di dalam pesawat karena sebelumnya mengikuti serah terima pesawat baru itu dari di Prancis. Kemudian pesawat itu diterbangkan ke Indonesia.

Ia juga membantah pemilik onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton itu adalah para bos Garuda.

"Bukan direksi (yang punya barang). Dia itu petugas yang memang menjemput pesawat dari sana. Jadi dia petugas yang on-board di dalam pesawat," terangnya ketika itu. ***