Menu

Tembak Pesawat Ukraina Hingga Jatuh, Ternyata Operator Rudal Iran Bertindak Sendiri Karena Komunikasi Terganggu

Siswandi 11 Jan 2020, 23:11
Puing-puing pesawat Ukraina yang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Iran. Foto: int
Puing-puing pesawat Ukraina yang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Iran. Foto: int

RIAU24.COM -  Militer Iran mengaku telah secara tak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina. Kondisi itu terjadi karena ada gangguan komunikasi. Sehingga operator rudal terpaksa memutuskan sendiri untuk menembakkan rudal karena mengira yang terbang ketika itu adalah target musuh. 

Hal itu dilontarkan Komandan Dirgantara Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah Iran, yang dikutip afp, Sabtu 11 Januari 2020.

Dilansir detik, Hajzadeh mengatakan, personel militer yang menjadi operator rudal itu keliru dan mengira pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina sebagai "rudal jelajah". Sementara di satu sisi, sang operator hanya punya waktu sepuluh detik untuk memutuskan apakah akan menembakkan rudal atau tidak.

Sebelumnya, Hajizadeh menyatakan dirinya menerima tanggung jawab penuh atas penembakan pesawat penumpang Ukraina yang jatuh di Iran dan menewaskan 176 orang.

"Saya menerima tanggung jawab penuh dan saya akan mematuhi keputusan apa pun yang diambil," ujar Hajizadeh. 

"Saya lebih memilih mati daripada menyaksikan kejadian seperti itu," tambahnya.

Seperti diketahui,pesawat penumpang tersebut ditembak jatuh pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu setempat, atau hanya beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik ke dua pangkalan militer di Irak yang menjadi markas pasukan Amerika Serikat. Serangan rudal itu sebagai pembalasan atas tewasnya jenderal Iran, Qassem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak.

Pesawat diketahui membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat. Semuanya dipastikan tewas. Data dari otoritas setempat menyebut pesawat itu membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris. ***